PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji, melanjutkan kampanye dialogis di Desa Suka Bangun, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kamis (17/10) malam. Kampanye ini dihadiri ratusan warga yang menyampaikan aspirasi terkait berbagai permasalahan, terutama di sektor pertanian.
Salah satu isu utama yang disampaikan warga adalah penurunan produktivitas pertanian, khususnya padi. Ibrahim, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Suka Bangun, menyampaikan bahwa dari enam kelompok tani yang tergabung di Gapoktan, masih banyak yang membutuhkan perhatian pemerintah.
“Kami mendukung Pak Sutarmidji untuk kembali terpilih, dan berharap pertanian di Desa Suka Bangun diperhatikan. Banyak lahan tidur, hanya 25 persen yang berfungsi,” kata Ibrahim.
Ibrahim juga mengharapkan bantuan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan) serta perbaikan jalan usaha tani. Ia menegaskan bahwa sebagian besar petani di daerah tersebut masih menggunakan metode manual dalam bertani.
“Kami mohon bantuan alsintan, daerah lain sudah pakai alat, tapi kami di Suka Bangun belum ada. Jalan pertanian kami juga belum memadai, semoga Pak Sutarmidji bisa membantu,” tambahnya.
Menanggapi aspirasi warga, Sutarmidji berjanji akan memberikan bantuan alsintan jika terpilih kembali.
“Kalau alsintan, itu bisa diusulkan. Kalau saya jadi gubernur lagi, satu atau dua bulan setelah dilantik, alatnya sudah akan datang,” ungkapnya.
Terkait jalan usaha tani, Sutarmidji menyarankan warga untuk meminta dukungan dari anggota DPRD Kalbar yang memiliki program aspirasi berupa 40 paket pembangunan per anggota, dengan nilai masing-masing paket Rp200 juta. Ia optimis bahwa salah satu anggota DPRD Dapil Kalbar 8 dapat membantu.
Sutarmidji juga menyoroti pentingnya tata ruang yang baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Ia mengingatkan agar lahan persawahan tidak berdekatan dengan perkebunan kelapa sawit, karena sawit menyerap air hingga 70 sentimeter dari permukaan tanah, yang berdampak negatif bagi pertanian.
“Jika lahan sawah dekat dengan kebun sawit, produksi padi tidak akan optimal,” tegasnya.
Ia mencontohkan Kabupaten Sambas yang mampu menghasilkan hingga enam ton padi per hektare karena lahan pertanian di sana jauh dari perkebunan sawit. Sutarmidji optimis bahwa dengan perencanaan yang baik, Kalbar dapat mencapai swasembada pangan dan meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP).
Sutarmidji berharap masyarakat dapat memperhatikan tata ruang lahan mereka agar hasil pertanian lebih maksimal.
“Tanah punya bapak/ibu, tapi harus diatur dengan baik agar tidak merugikan lumbung pangan kita,” pungkasnya.