Berita Internasional, PONTIANAK INFORMASI – Kasus cacar monyet sudah melampaui 100 kasus, demikian dilansir dari Independent, Sabtu (21/5/2022). Menanggapi peristiwa tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet (monkeypox), pada Jumat (20/5/2022).
Kasus terbanyak dicurigai terdapat di belahan bumi Eropa. Pertemuan darurat WHO dilakukan oleh Komite Penasihat Strategis dan Teknis tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi (STAG-IH). Komite tersebut bertugas memberikan saran terkait risiko infeksi yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan global.
Hingga berita ini dimuat, belum diketahui hasil pertemuan komite tersebut. Namun sebagai informasi, berikut penjelasan WHO terkait penyakit yang berasal dari monyet di daerah Afrika itu.
Apa itu Cacar Monyet?
Dikutip dari laman WHO, Jumat (21/5/2022), cacar monyet atau monkeypox disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat dan kadang-kadang “diekspor” ke daerah lain.
WHO melaporkan, cacar monyet biasanya muncul secara klinis dengan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis. Cacar monyet biasanya sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.
Namun kasus yang parah bisa saja terjadi, hingga menyebakan kematian. Rasio kasus kematiannya sekitar 3-6 persen.
WHO menjelaskan, Monkeypox tertular ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.
Menurut WHO, manifestasi klinis cacar monyet mirip dengan penyakit cacar. Namun, belum ada vaksin khusus untuk penyakit ini. WHO melaporkan, pencegahannya bisa dilakukan melalui vaksin cacar umum yang efektif 85 persen.(yd)