PONTIANAK INFORMASI, INTERNASIONAL – Duta Besar Ukraina untuk Republik Indonesia, Vasyl Hamianin, menegaskan bahwa klaim Rusia yang menyebut 10 warga negara Indonesia (WNI) menjadi tentara bayaran untuk militer Ukraina adalah “bohong”. Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Jumat (15/3/2024), Vasyl mengecam keras klaim tersebut sebagai upaya propaganda semata.
“Rusia membuka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan,” ujar Vasyl kepada wartawan, Jumat (15/3/2024).
Menurutnya, klaim tentang tentara bayaran Indonesia adalah bagian dari propaganda yang dibuat-buat. “
“Apakah Anda melihat bukti apa pun, selain kata-kata kosong dan tuduhan propaganda Rusia?” ujarnya seperti dikutip dari detikcom.
Vasyl juga menyoroti fakta bahwa tidak ada upaya dari pihak Rusia untuk mendapatkan klarifikasi langsung dari otoritas Ukraina mengenai klaim tersebut.
“Mengapa Anda tidak bertanya kepada pihak berwenang di negara yang diduga mengirim tentara bayaran ke Ukraina?” katanya.
Lebih lanjut, Vasyl menyinggung fakta bahwa banyak warga negara dari berbagai belahan dunia, termasuk Asia dan Afrika, yang menjadi tentara bayaran untuk Rusia. Namun, dia menegaskan bahwa semua klaim tersebut memiliki bukti yang tidak dapat dipungkiri.
“Saya tahu ada warga negara dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang berperang sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan semuanya menjadi berita. Semua terbukti,” tandasnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis data jumlah ‘tentara bayaran asing’ yang berperang untuk Ukraina sejak Februari 2022. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu M Iqbal, menekankan perlunya untuk menanyakan ulang data tersebut kepada pihak Rusia.
“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata Iqbal.
Dari data yang dirilis Rusia, terungkap bahwa sedikitnya 13.387 ‘tentara bayaran’ telah bertolak ke Ukraina untuk bertempur, dengan lebih dari separuhnya tewas dalam pertempuran. Polandia dan Amerika Serikat menjadi dua negara dengan jumlah ‘tentara bayaran’ terbesar yang dikirim ke Ukraina menurut klaim Rusia. (ad)