PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, mengajak seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, pelaku budaya, hingga komunitas masyarakat, untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian Warisan Budaya Takbenda (WBTb) yang telah ditetapkan. Pernyataan ini disampaikan menyusul keberhasilan Kalimantan Barat memperoleh sembilan sertifikat WBTb dalam acara Malam Apresiasi Warisan Budaya Indonesia Tahun 2024 yang berlangsung di Museum Fatahillah, Jakarta, pada 16 November 2024.
“Penetapan ini adalah langkah awal yang sangat penting. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana kita semua bisa menjaga, melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ini agar terus hidup di tengah masyarakat serta memberikan nilai manfaat,” ujar Rita kepada Pontianak Informasi, Kamis (21/11).
Sembilan WBTb dari Kalimantan Barat yang ditetapkan tahun ini mencakup berbagai ekspresi budaya unik, seperti Ngabayotn dan Musik Kecapi Delapan Dewa dari Singkawang, Baliatn dari Landak, hingga Bahasa Dayak Taman, Pamole Beo, Paruu Tambe, dan Talimaa dari Kapuas Hulu. Setiap WBTb memiliki nilai historis, artistik, dan sosial yang mencerminkan keragaman budaya Kalimantan Barat.
Rita menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, komunitas budaya, dan generasi muda dalam upaya pelestarian ini. Ia mengingatkan bahwa WBTb tidak hanya menjadi kebanggaan lokal tetapi juga bagian dari identitas nasional.
“Pelestarian budaya tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi semua elemen masyarakat untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya kita,” tambahnya.
Selain itu, ia mendorong peningkatan kesadaran publik melalui program edukasi dan kegiatan budaya, seperti pameran seni, lokakarya, dan festival, yang melibatkan masyarakat luas. Dengan cara ini, warisan budaya diharapkan dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sekaligus mendukung pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kalimantan Barat.
Upaya pelestarian ini juga diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melanjutkan tradisi budaya daerah, menjadikan WBTb sebagai aset tak ternilai yang tetap hidup dan relevan di era modern.
“Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa warisan ini tidak hanya dikenang tetapi juga terus berkembang,” tutup Rita.