PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Wakil Ketua DPRD Kalbar, Syarif Amin Muhammad menanggapi konflik nelayan Kalbar dengan nelayan Jawa Tengah yang berujung pembakaran kapal cantrang di perairan Kalbar.
Menurut Amin, seharusnya nelayan luar punya etika, minimal kerja sama dengan nelayan lokal. Jika sudah diingatkan untuk tak mendekat mestinya memahami.
Dia mengatakan, konflik antara nelayan cumi di Kalbar, dengan kapal cantrang asal Jateng sudah berlangsung lama. Salah satu penyebabnya adalah peralatan kapal dari Jawa yang cenderung lebih canggih.
“Tak sebanding dengan kapal nelayan Kalbar. Kondisi ini menyebabkan nelayan Kalbar terganggu,” ujarnya.
Amin memahami psikologis nelayan lokal yang merasa terganggu dengan kehadiran nelayan luar. Sebab, mereka sudah masuk di wilayah perairan Kalbar.
“Kapal mereka cenderung lebih canggih. Tak sebanding dengan nelayan lokal,” jelasnya.
Di sisi lain, dia juga tidak membenarkan aksi spontanitas pembakaran kapal nelayan. Namun, aksi tersebut akhirnya bisa terjadi karena nelayan Kalbar sudah kesal.
“Maka itu, Dinas Kelautan dan Perikanan harus memberi perhatian atas persoalan ini. Perkuatan nelayan lokal mesti dilakukan, termasuk membuat regulasi agar konflik seperti ini tak terjadi lagi,” paparnya.
Selain itu, Dinas Kelautan dan Perikanan diharapkan memiliki solusi untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.
“Umpamanya bantuan kapal kelompok nelayan. Sekarang ini kesejahteraan nelayan masih memprihatinkan,” pungkasnya. (ap)