PONTIANAK INFORMASI, PONTIANAK – Acara Forum Silaturahmi masyarakat Jawa Timur yang berdomisili di Kalimantan Barat dengan pejabat Pemprov Jawa Timur (Jatim) di hotel golden Tulip Pontianak Kamis malam (29/09/22) berlangsung meriah.
Para tamu undangan tampak sebagian ada yang menggunakan baju adat Jawa Timur, ada juga yang menggunakan baju khas Madura yang identik dengan Jawa Timur.
Para pejabat Jawa Timur dan semua tamu undangan yang semunya warga Kalbar asal Jatim sebelum acara dimulai di hidangkan santapan makan malam bersama.Keakraban tampak muncul menghiasi acara silaturahmi ini.
Para tamu juga di sajikan dengan tari tarian khas Jawa Timur. Namun sayangnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang sangat ditunggu tunggu kedatangannya batal menghadiri acara silaturahmi ini.
Menurut Asisten I Pemprov Jawa Timur Benny Sampirwanto Ibu gubernur
mendadak kembali ke Jatim karena ada urusan yang tidak bisa di wakilkan.
“Ibu gubernur sangat ingin ketemu keluarga besarnya warga Jatim di Kalbar, namun sangat disayang pada pukul 11.00 Wib saya mendapat kabar ibu harus kembali ke Jatim karena ada urusan yang tak bisa diwakilkan”, jelasnya.
Acara silaturahmi ini juga dikemas sebagai kegiatan dalam rangka Gathering Penguatan Pasar Antar Daerah. Pemprov Jatim akan memfasilitasi sejumlah hasil sektor usaha yang ada di Jatim untuk kebutuhan masyarakat Kalbar.
“Tentunya bagi warga Jatim yang ada di Kalbar yang memiliki jiwa usahawan akan dilibatkan dalam pemasokan barang kebutuhan tersebut ke Kalbar, seperti kebutuhan sapi dan lain sebagainya”, ungkap Benny bersemangat.
H.Sukiryanto Ketua Ikatan Keluarga Besar Madura Kalbar ( IKBM Kalbar ) dalam sambutannya mengungkapkan rasa senangnya warga Jatim yang identik dengan suku maduranya dan warga Kalbar asal Jatim bisa berkumpul bersama sama.
Beliau mengucapkan rasa trimakasihnya atas dukungan Gubernur Kalbar dan warga Madura. “Nanti kita harapkan juga gubernur Kalbar bisa ke Jawa Timur bersama sama kita”, ungkapnya.
Sukiryanto mengatakan forum silaturahmi ini merupakan suatu kerja yang sangat baik.
“Walaupun kami lahir di Kalimantan Barat, tapi leluhur kami ada di Jawa Timur. Jumlah suku Madura di Kalbar tercatat nomor dua setelah Jatim. Jumlahnya ada 800 ribu warga Jatim yang ada di Kalbar. Dengan jumlah yang cukup besar ini akan sangat mendukung pembangunan Kalbar”, bebernya.
“Atas nama pribadi dan masyarakat Kalbar, saya katakan ini program pemerintah yang saya rasakan sangat baik, apalagi dipandang dari kelembagaan DPD-RI”, ujarnya.
“Tadi saya ketemu dengan orang dinas peternakan, katanya Kalbar perlu pengadaan sapi yang sangat banyak, sementara kita ketahui Jatim merupakan gudang penghasil sapi”, ungkapnya.
“Nanti akan ada kunjungan balasan, akan kita sinergikan program kita kedepannya demi pembangunan Kalbar”, ungkapnya.
H. Markus Effendi Ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dalam sambutannya
mengatakan warga Jatim selalu menjadi penyuplai tenaga kerja di Kalbar. Dan ada juga yang bekerja di luar negeri.
“Yang bekerja di luar negeri kita ketahui bisa masuk melalui empat pintu masuk atau border resmi melalui jalur darat perbatasan Kalbar-Malaysia”, tambah Markus.
Markus Effendi mengatakan koneksitas usaha bersama ini akan lebih di optimalkan lagi kedepannnya.
Sementara itu Perwakilan Jawa Kalimantan Barat Purwanto pada kesempatan tersebut mengatakan Kalbar sebagai miniaturnya indonesia.
“Sebab semua etnik ada di Kalbar. Suku terbesar di Kalbar adalah suku Dayak , Melayu dan Jawa. Kiprah dalam membangun Kalbar semuanya sudah terbukti”, papar Purwanto. “Kita mengharapkan semuanya bisa menghadirkan Kalbar yang aman dan nyaman”, pungkas Purwanto.
Sementara itu Asisten I Pemprov Jatim Benny Sampirwanto mengungkapkan nilai lalu lintas perdagangan di Kalbar cukup tinggi yakni mencapai Rp 1,6 Triliun. “Jatim telah berkontribusi dalam supply tembakau, sapi dll. Dan sebaliknya dari Kalbar masuk ke Jatim berupa minyak sawit, kayu gelondongan, minyak kelapa, kelapa. (RS)