PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, babak belur diserang hoax dan fitnah masif di media sosial setelah ditetapkan menjadi Calon Presiden (Capres) oleh PDIP. Belum lama ini, beredar foto hoax Ganjar tampak mesra berpelukan dan berciuman dengan eks bintang film dewasa asal Jepang, yakni Maria Ozawa alias Miyabi, Senin (1/5/2023).
Sebelumnya pada akhir April kemarin, Ganjar juga diserang hoax berpelukan erat dengan seorang perempuan. Usut punya usut, perempuan yang disebut wanita muda itu ternyata istrinya yaitu Siti Atiqoh saat mengikuti ajang lari maraton di Borobudur.
Serangan masif itupun langsung ditanggapi oleh pendukung Ganjar, salah satunya Elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli, yang diunggah di akun Twitternya @GunRomli, Rabu (3/5).
“Lawan Panik, @ganjarpranowo Diserang Pakai Foto HOAX. Nyerang Ganjar pakai isu Wadas: gagal. Nyerang Ganjar pakai foto meluk perempuan: ternyata istrinya sendiri: Ning Atiqoh. Tidak mampu nyerang pakai isu agama, kini mereka serang pakai foto hoax,” ujar Politikus PSI itu, seperti dikutip PI.
Romli menegaskan foto tersebut hasil editan, bukan foto asli Ganjar.
“Hasil SUNTINGAN. BUKAN foto Ganjar Pranowo, foto ASLINYA sudah beredar sebelumnya bertahun-tahun lalu di beberapa situs termasuk situs yang menyediakan layanan foto-foto stock,” tandasnya.
“Jahat sekali ya,” cuit akun lainnya @RajaJuliAntoni yang kini jabat Wakil Menteri ATR-BPN di Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi.
“Serangan model begini sudah gak laku, karena masyarakat sudah melek teknologi. Percuma nyampah, membuat hoaks dosanya dapat tujuan tidak tercapai. Bodoh itu jangan diborong, tolong bilangin Gus,” lanjut Pendakwah Tubagus Salim Idrus.
Tak hanya Romli, serangan negatif itu juga direspon oleh pakar politik, Surrokim Abdussalam. Dilansir dari ngopibareng.id, Surrokim menyebut serangan hoax, fitnah, negative campaign, hingga black campaign tetap ada dan akan menjadi bagian dari Pilpres 2024, siapa pun calonnya.
Namun, dia menilai bahwa serangan negatif itu akan berbeda dibanding Pilpres 2014 dan 2019 lalu. Menurut analisanya, untuk Pilpres 2024 mendatang black campaign dan negative campaign termasuk hoax dan fitnah hanya akan berlangsung sesaat saja.
“Itu tetap ada, tapi saya yakin tidak akan massif, sporadis dan hanya berlangsung sesaat. Tidak seperti dulu lagi,” tandasnya, Rabu 3 Mei 2023.
Dia menambahkan, cara kampanye seperti itu hanya akan efektif di kalangan pemilih tertentu seperti mereka yang kurang teredukasi atau kurang mengenyam pendidikan dengan baik. Namun menurutnya pada Pilpres 2023, para pemilih sudah mulai rasional, sehingga jenis serangan seperti yang dihajar ke Ganjar tak akan efektif lagi.
Sebagai informasi, Ganjar memang sudah diusung oleh PDIP dan PPP menjadi Capres. Namun, belum terdaftar resmi di Komisi Pemilihan Umum. (yd)