Mahasiswa Unpad piknik depan DPR RI (KOMPAS.com/Ridho Danu Prasetyo)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Ratusan mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar aksi damai unik bertajuk “Piknik Nasional Rakyat” di halaman depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta Pusat, pada Jumat, 5 September 2025. Aksi ini menjadi bentuk kreativitas mahasiswa dalam menyuarakan tuntutan sekaligus membuktikan bahwa DPR adalah ruang aman bagi rakyat.
Massa mahasiswa yang mengenakan jas almamater biru tua ini berjalan kaki dari titik kumpul di gedung TVRI menuju gerbang utama DPR. Sesampainya di lokasi, mereka membentuk formasi huruf U dan duduk bersila, seolah tengah piknik bersama sambil membuka bekal dan membaca buku. “Hari ini kita turun ke gedung DPR tidak sebagai mahasiswa tapi sebagai rakyat sipil,” ujar Wakil Ketua BEM Unpad Vincent Thomas.
Tema piknik diusung sebagai bentuk aksi damai yang berbeda dari demonstrasi biasa, terutama melihat kondisi terkini di mana masa aksi sebelumnya sering mendapat perlakuan represif seperti intimidasi dan kriminalisasi. Vincent menyebut bahwa konsep ini adalah cara kreatif mahasiswa untuk menyampaikan tuntutan secara damai dan efektif.
Aksi piknik ini juga diwarnai dengan pembukaan perpustakaan jalanan oleh mahasiswa, menampilkan buku-buku berjudul karya tokoh dan penulis penting yang menjadi referensi bagi gerakan mahasiswa. Salah satu peserta, Ammara Zodiena, mengungkapkan rasa syukurnya dapat menyampaikan aspirasi di Jakarta sebagai pusat pemerintah.
Selain itu, Cindy Veronica, mahasiswa lain, menilai bahwa aksi bertema piknik ini menjadi ruang aman bagi aktivisme yang berbeda, terutama bagi perempuan untuk berpartisipasi tanpa tekanan suara keras. Ia menegaskan, “Demo bukan hanya soal berteriak kencang di atas podium” dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.
Pengakhiran aksi dilakukan dengan tertib, di mana mahasiswa membersihkan lokasi dari sampah dan membawa kembali poster tuntutan mereka. Kepolisian yang mengawal aksi memastikan suasana tetap aman dan kondusif hingga massa meninggalkan tempat.
Aksi mahasiswa ini menagih janji “17+8 Tuntutan Rakyat” yang merupakan rangkuman desakan media sosial dan tuntutan jangka pendek serta jangka panjang kepada pemerintah dan DPR. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menjawab beberapa poin tuntutan, termasuk soal penonaktifan anggota DPR melalui mekanisme partai politik.
