News  

Sutarmidji Berbagi Ilmu Islam Usai Salat Magrib di Singkawang

Sutarmidji Berbagi Ilmu Islam Usai Salat Magrib di Singkawang

PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Mantan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2018-2023, Sutarmidji, berkesempatan untuk menunaikan salat magrib berjemaah di Masjid Al-Hidayah, Jalan Raya Singkawang-Bengkayang, Kelurahan Pajintan, Kota Singkawang, pada Rabu malam. Kunjungan ini dilakukan setelah Sutarmidji menyelesaikan sejumlah kegiatan di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang.

Usai salat magrib, Sutarmidji, yang akrab disapa Midji, berkesempatan menyampaikan siar kepada jemaah yang hadir. Dalam ceramah singkatnya, ia mengajak umat Muslim untuk selalu menjadikan setiap salat yang dilakukan sebagai salat terbaik.

“Mari kita jadikan setiap salat, sebagai salat terbaik dalam hidup,” ajak Midji.

Midji kemudian berbagi ilmu mengenai muamalah, yang mencakup hukum perkawinan dan kewarisan dalam Islam. Dengan latar belakang pendidikan Master Hukum Islam di Universitas Indonesia (UI), Midji menjelaskan beberapa hukum Islam yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, termasuk yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Salah satu poin yang disampaikan Midji adalah tentang Surat An-Nisa Ayat 34, yang menjelaskan tentang tanggung jawab laki-laki sebagai suami. Ia menyoroti bahwa dalam Islam, laki-laki bertanggung jawab atas perempuan karena mereka memberikan nafkah. Midji juga menyinggung kisah saat Isra Miraj, di mana Nabi Muhammad SAW melihat bahwa lebih banyak perempuan yang masuk neraka dibanding laki-laki, yang menurut Midji karena perempuan lebih sering nusyuz atau durhaka kepada suami.

Midji juga memberikan penjelasan tentang bagaimana Islam mengajarkan cara menasihati istri yang nusyuz, termasuk tindakan yang diperbolehkan seperti pisah ranjang atau memukul istri dengan cara yang tidak menyakitkan. Ia mengutip riwayat di zaman Nabi Muhammad SAW, di mana seorang suami cukup menyentuh istrinya dengan sandal yang terbuat dari pelepah kurma sebagai tanda ketidakridhaannya.

Selain itu, Midji mengingatkan para perempuan untuk segera meminta maaf kepada suami jika merasa pernah berbuat nusyuz, agar dosa-dosa mereka diampuni.

Tak hanya membahas nusyuz, Midji juga menjelaskan tentang zihar, yakni dosa laki-laki yang menyamakan istrinya dengan ibunya. Ia mengingatkan bahwa zihar adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam dan memiliki konsekuensi berat, termasuk kewajiban memerdekakan budak atau berpuasa selama dua bulan berturut-turut sebagai bentuk penebusan dosa.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji mengakhiri tausiyahnya dengan pesan kepada para jemaah, terutama para ibu, untuk lebih memahami ilmu agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Ingat ibu-ibu, kalau mau menghindari nusyuz, pulang ini cium tangan suami, minta maaf dari ujung rambut sampai ujung kaki,” pungkasnya. (Adl)

Exit mobile version