PONTIANAK INFORMASI – Tak perlu jauh-jauh ke Malaysia untuk mencicipi kuliner khas Negeri Jiran. Cukup datang ke Taman Rektor Universitas Tanjungpura (UNTAN), di mana sedang berlangsung Mini Karnival Malaysia, yang digelar selama dua hari, 12–13 November 2025.
Event ini merupakan kolaborasi antara Universitas Tanjungpura (UNTAN) dan Konsulat Malaysia di Pontianak, dan tahun ini menjadi penyelenggaraan yang kedua.
Beragam sajian autentik khas Malaysia bisa dinikmati pengunjung, mulai dari Nasi Lemak, Laksa Sarawak, Nasi Hainan, Roti Canai, Teh Tarik, hingga Es ABCD.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah stand Nasi Kandar Taj Mahal, yang langsung didatangkan dari Malaysia.
Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri bin Abdul Rahim, menjelaskan bahwa festival tersebut merupakan agenda tahunan yang menjadi wadah untuk mempererat hubungan masyarakat Malaysia dan Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.
“Saya harapkan dengan adanya program seperti ini akan memberi peluang kepada warga Pontianak untuk menikmati makanan dari Malaysia, terutama bagi mereka yang belum berkesempatan ke sana,” ujarnya.
Azizul menambahkan, kuliner menjadi salah satu bentuk kerja sama yang mudah dikembangkan di antara dua negara serumpun ini
“Kedepannya kita akan melihat potensi-potensi pengembangan produk-produk makanan yang ada di perbatasan antara Sarawak dengan Kalimantan Barat,” sebutnya.
Selain kuliner, festival ini juga menghadirkan stan pameran pendidikan dan UMKM, yang memberikan informasi seputar peluang belajar dan kerja sama ekonomi di kedua negara.
“Selain bisa menikmati makanan dengan harga terjangkau, pengunjung juga bisa mengetahui informasi tentang pendidikan dan UMKM yang ada di Malaysia maupun di Pontianak,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Tanjungpura Prof. Garuda Wiko, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, festival ini bukan hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi bentuk diplomasi budaya yang memperkuat hubungan Indonesia dan Malaysia.
“Diplomasi tidak hanya dilakukan secara formal, tapi juga lewat budaya, seperti kuliner. Bahasa universal itu kebudayaan yang akan menyatukan kita. Sebagai bangsa serumpun, kita akan semakin dekat dari hari ke hari,” ujarnya.
Garuda juga menyinggung kolaborasi nyata antara perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam bidang penelitian. Salah satunya, kerja sama riset antara UNTAN dan Universitas Malaysia Sarawak (UNIMAS) yang berhasil menemukan spesies kelelawar baru di Kabupaten Sintang.
“Ini membuktikan bahwa kesepahaman dan kebersamaan dalam riset benar-benar diwujudkan,” kata Garuda.
