Proses evakuasi jasad sempat terhambat karena adanya tumpukan sampah di sungai. Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan turut membantu evakuasi. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih, menjelaskan bahwa kepala korban masih ada, namun sebagian sudah hilang karena diduga dimakan biawak. “Kepala korban masih ada, hanya saja sebagian sudah hilang (dugaan sementara dimakan oleh binatang), karena saat dilakukan evakuasi di TKP, banyak biawak di sekitar badan korban,” ujar Murodih, dilansir dari Liputan6.

Identitas korban sempat sulit dipastikan karena kondisi jasad yang sudah rusak parah. Namun hasil otopsi dari Rumah Sakit Polri Kramatjati mulai mengungkap identitas korban. Kapolsek Pancoran Kompol Mansur menyatakan bahwa jasad berinisial OS, seorang pria yang memiliki ciri khas tahi lalat di bawah mata dan dagu serta jenggot yang masih tersisa. “Sudah mendekati otentik ciri-ciri seperti tahi lalat di bawah mata, tahi lalat di bawah dagu dan jenggot masih tersisa,” kata Mansur. Tes DNA masih dilakukan untuk memastikan kecocokan identitas korban.

Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, mengonfirmasi bahwa jenazah tersebut diduga kuat adalah staf pengemudi di Biro Umum Kemendagri yang hilang saat memancing di kawasan Megamendung, Bogor, sejak Sabtu, 5 Juli 2025. “Dugaan itu jenazah staf pengemudi di Biro Umum yang hanyut ketika memancing di Megamendung (Bogor),” ujar Bima Arya, dikutip Kompas TV. Keluarga korban sudah melihat langsung kondisi jenazah dan mengaku ciri-ciri tersebut sesuai dengan anggota keluarganya.

Penemuan jasad ini memunculkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan kerja korban di Kemendagri. Beberapa rekan korban bahkan sempat mendatangi lokasi penemuan untuk memastikan keadaan jenazah. Polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian dan memastikan identitas korban secara resmi melalui hasil tes DNA yang diperkirakan keluar dalam dua hari ke depan.

Kepala Polsek Pancoran, Komisaris Mansur, menambahkan bahwa mayat tersebut diduga sudah berada di kali selama hampir satu minggu, sehingga kondisi tubuh sudah sangat rusak dan sulit diidentifikasi. “Mayat itu karena sudah berhari-hari, sudah hampir satu minggu,” jelas Mansur. Hal ini diperkuat oleh kondisi darah yang sudah tidak bisa diambil dan bagian tubuh yang hilang.

Kasus ini menjadi perhatian serius karena melibatkan pegawai negeri dan menimbulkan pertanyaan mengenai keselamatan saat beraktivitas di alam bebas. Pihak kepolisian dan Kemendagri berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan kepastian kepada keluarga korban. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di sekitar aliran sungai yang rawan bahaya.

The post Penemuan Mayat Pria Tanpa Kepala di Kali Ciliwung, Diduga Staf Kemendagri yang Hilang Saat Memancing appeared first on Pontianak Informasi.