Dilansir dari media Bola.com, Horner mengeluarkan pernyataan pertamanya setelah pemecatan tersebut. Ia menyebut bahwa dirinya meninggalkan Red Bull dengan “hati yang berat”. Selama dua dekade, Horner dikenal sebagai sosok kunci di balik kebangkitan Red Bull dari tim papan bawah menjadi juara dunia, dengan catatan impresif 124 kemenangan, 107 posisi pole, 287 podium, serta enam gelar juara konstruktor dan delapan gelar juara pembalap.

Namun, menurut laporan Sky Sports yang dikutip Crash.net, pemecatan Horner tidak hanya berdampak pada dirinya saja. Dua tokoh manajemen senior yang dekat dengannya juga meninggalkan Red Bull. Suasana di markas Red Bull di Milton Keynes dilaporkan penuh emosi, dengan Horner yang tampak “hancur lebur” saat berpidato perpisahan kepada staf.

David Croft, komentator Sky Sports, menyebut bahwa keputusan ini merupakan hasil kombinasi dari beberapa faktor, termasuk skandal di luar lintasan pada 2024, memburuknya hubungan Horner dengan pembalap utama Max Verstappen, serta penurunan performa tim yang signifikan musim ini.

Musim 2025 menjadi tantangan berat bagi Red Bull, yang kini tertinggal dari McLaren dalam perebutan gelar juara konstruktor. Penampilan pembalap andalan seperti Verstappen dan Yuki Tsunoda belum konsisten, yang turut menjadi alasan di balik perubahan manajemen ini. CEO Red Bull Racing, Oliver Mintzlaff, menyampaikan terima kasih atas kontribusi Horner yang luar biasa selama dua dekade dan menegaskan bahwa keahliannya telah membawa Red Bull menjadi salah satu tim paling sukses di Formula 1.

Keputusan ini menandai babak baru bagi Red Bull Racing, yang berharap dengan kepemimpinan baru dapat kembali bersaing di puncak klasemen Formula 1. Sementara itu, Christian Horner meninggalkan tim dengan warisan prestasi yang sulit ditandingi dalam sejarah balap mobil dunia.

The post Christian Horner Dipecat dari Red Bull Racing Setelah 20 Tahun, Laurent Mekies Gantikan Posisi CEO dan Kepala Tim appeared first on Pontianak Informasi.