Edi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pengurus Masjid Nurul Islam serta semua pihak yang terlibat, termasuk ahli waris yang mewakafkan tanahnya. Menurutnya, masjid merupakan rumah ibadah yang sangat penting sebagai wujud hubungan umat kepada Allah, SWT, dan hubungan sesama jamaah kala melaksanakan salat berjamaah.

“Setelah peletakan batu pertama, saya akan memantau terus perkembangan pembangunan masjid ini, dari Pemerintah Kota Pontianak juga akan memberikan bantuan,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan pembangunan masjid tersebut, ia menyampaikan beberapa hal kepada panitia pembangunan. Antara lain gambar rencana masjid, konstruksi serta persyaratan teknis lainnya.

“Tak kalah pentingnya adalah penentuan arah kiblat, koordinasi dengan Kementerian Agama Kota Pontianak karena untuk menentukan arah kiblat sekarang sudah menggunakan alat teknologi sehingga bisa memastikan arah kiblat yang benar,” pesannya.

Dia juga mengingatkan supaya tinggi lantai masjid berpatokan dengan jalan. Namun dilihat dari ketinggian jalan dan tinggi lantai bangunan, Edi menilai masih terlihat aman jika terjadi genangan. Pencahayaan dan penerangan masjid juga menjadi bagian yang sangat penting. Termasuk suara atau sound system untuk kelancaran pelaksanaan ibadah.

“Saya yakin masjid ini menjadi salah satu masjid di Pontianak Timur yang bisa menjadi sarana ibadah bagi umat Islam yang berada di sekitarnya,” ungkapnya.

Ketua Masjid Nurul Islam H Thamrin menyatakan, latar belakang merenovasi masjid ini karena kondisinya memerlukan pembangunan menyeluruh. Masjid Nurul Islam juga telah mengantongi sertifikat wakaf, artinya keabsahan status masjid sudah dibuktikan dengan sertifikat wakaf.

“Kami mendapat amanah untuk melanjutkan pengembangan masjid ini ke depan,” pungkasnya. (rs)

The post Peletakan Batu Pertama Masjid Nurul Islam, Edi Minta Panitia Perhatikan Konstruksi appeared first on Pontianak Informasi.

Kegiatan ini Wali Kota (Wako) Pontianak, Edi Rusdi Kamtono sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh pengurus masjid dalam upaya meningkatkan kualitas baik dari sarana dan prasarana maupun kualitas ibadah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Edi Rusdi Kamtono mengatakan masjid selain sebagai tempat untuk beribadah, juga sebagai sarana untuk silaturahmi. 

“Masjid yang baik dan nyaman apabila kita pada saat beribadah dan keberadaan masjid ini merupakan salah satu kebutuhan kita sebagai tempat untuk ibadah serta silaturahmi,” ujar Edi, menjelaskan saat rilis yang diterima.

Edi berharap dengan adanya Semarak Muharram 1445 H memberikan manfaat baik untuk Pengurus Masjid Saiful Islam maupun warga sekitarnya.

“Mudah-mudahan kegiatan ini menginspirasi dan beri manfaat serta menyemangati kepengurusan dan warga sekitar,” kata Edi. (rs)

The post Resmikan Masjid Saiful Islam, Wako Edi Apresiasi Pengurus appeared first on Pontianak Informasi.

Wisata Religi Kalbar

Bagi wisatawan yang ingin merasakan keindahan, keunikan, dan keberagaman agama dan budaya di Kalimantan Barat, berikut adalah beberapa tempat wisata religi yang bisa dikunjungi.

1. Masjid Raya Mujahidin Pontianak

Masjid Raya Mujahidin Pontianak adalah masjid terbesar di Pontianak, Kalimantan Barat. Masjid ini memiliki arsitektur yang indah dan menggabungkan unsur-unsur budaya Melayu, Tionghoa, dan Dayak.

Masjid ini memiliki kubah besar dengan empat menara yang melambangkan empat mazhab dalam Islam. Di dalam masjid terdapat mihrab dan mimbar yang indah dengan ukiran-ukiran tradisional. Masjid ini sering digunakan untuk berbagai acara keagamaan dan menjadi salah satu tempat wisata religi yang populer di Pontianak.

2. Pura Giripati Mulawarman Pontianak

Pura Giri Pati Mulawarman berada Jalan Adi Sucipto No. 12, Kabupaten Kubu Raya Pontianak Kalimantan Barat.  Pujawalinya bertepatan dengan Hari Raya Galungan, Budha Kliwon Dunggulan.

Keberadaan Umat Hindu di Kalimantan Barat sudah ada sejak dahulu namun jumlah umat Hindu di Kalimantan Barat ini tidak sebanyak umat Hindu di pulau Bali, namun umat Hindu disini berasal dari berbagai suku seperti Jawa dan penduduk asal seperti suku dayak dan lain-lain.

3. Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak

Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak adalah gereja Katolik yang terletak di Jalan Merdeka, Pontianak, Kalimantan Barat. Gereja ini dibangun pada tahun 1935 dan diresmikan pada tahun 1939. Gereja Katedral Santo Yoseph memiliki arsitektur khas dengan kombinasi gaya Romawi dan Yunani Kuno.

4. Vihara Bodhisatva Karaniya Metta Pontianak

Vihara Bodhisatva Karaniya Metta adalah salah satu dari banyak vihara Buddhis di Pontianak yang melayani masyarakat Buddhis setempat. Vihara ini memiliki arsitektur yang indah dan dihiasi dengan lukisan dan patung-patung Buddhis.

5. Klenteng Tek Hay Kiong Singkawang

Tek Hay Kiong adalah salah satu kuil tertua dan terbesar di Singkawang, dan didedikasikan untuk penghormatan kepada Guan Yu, seorang jenderal Tionghoa yang hidup pada dinasti Han. Arsitektur kuil ini adalah perpaduan dari gaya Tionghoa dan Indonesia, dan memiliki ukiran dan dekorasi yang sangat indah.

6. Gereja Katedral Kristus Raja Sintang

Gereja Katedral Kristus Raja Sintang adalah sebuah gereja Katolik yang terletak di kota Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. Gereja ini didirikan pada tahun 1958 dan menjadi pusat keuskupan Sintang.

Gereja ini memiliki arsitektur yang indah dan merupakan salah satu gedung bersejarah di Sintang. Di dalam gereja terdapat patung-patung dan ukiran yang sangat indah, serta kaca patri yang indah.

7. Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman

Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman adalah sebuah masjid yang terletak di kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Masjid ini didirikan pada tahun 1979 dan diresmikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Barat.

Masjid ini memiliki arsitektur yang indah dan merupakan salah satu masjid terbesar di Pontianak. Bagian dalam masjid dihiasi dengan ukiran-ukiran kayu yang sangat indah, dan atap masjid terbuat dari genting merah yang indah.

8. Masjid Jami Darussalam Pontianak

Masjid Jami Darussalam Pontianak adalah sebuah masjid yang terletak di kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Masjid ini didirikan pada tahun 1985 dan menjadi salah satu masjid terbesar di kota Pontianak. Masjid Jami Darussalam memiliki arsitektur yang indah dengan atap yang terbuat dari genting merah.

Di dalam masjid terdapat dekorasi-dekorasi yang indah, seperti ukiran-ukiran kayu, kaligrafi, dan lampu-lampu kristal.

9. Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang

Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang adalah sebuah tempat ibadah umat Buddha yang terletak di kota Singkawang, Kalimantan Barat. Vihara ini menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat Buddha di daerah tersebut.

Bangunan vihara yang megah dan indah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Di dalamnya terdapat patung-patung Buddha yang dihormati oleh umat Buddha dan juga terdapat aula tempat umat Buddha beribadah dan memohon berkah.

Nah, itulah beberapa tempat wisata religi Kalbar yang wajib dikunjungi bila ingin berwisata keliling Kalbar. Dari tempat-tempat tersebut, kita bisa melihat keberagaman agama dan budaya yang ada di daerah tersebut.

Bagi wisatawan yang tertarik, Kalimantan Barat bisa menjadi pilihan yang menarik untuk dikunjungi. Selain dapat menambah pengetahuan tentang kebudayaan dan keagamaan, juga bisa memberikan pengalaman yang berbeda dan berkesan dalam perjalanan wisata Anda. Untuk berwisata ada pilihan rental mobil yang cukup banyak di kota ini. (Marissa Audrey Muharani Putri)

The post 9 Rekomendasi Wisata Religi Kalbar, Terbanyak Ada di Kota Pontianak appeared first on Pontianak Informasi.

Di Pontianak, Kalimantan Barat, terdapat beberapa pura yang menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat Hindu di daerah tersebut.

Berikut adalah daftar alamat pura-pura di Pontianak:

1. Pura Giri Kertha Bhuana

Pura ini terletak di Kalimas Sui Kakap, Mariana, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78244

2. Pura Giripati Mulawarman Pontianak

Pura ini terletak di Jl. Adi Sucipto, Sungai Raya, Kec. Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat 78117

Setiap pura di Pontianak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi arsitektur, sejarah, dan kegiatan keagamaannya.

Namun, pada umumnya pura merupakan tempat suci yang dipenuhi dengan berbagai simbol-simbol agama Hindu seperti patung-patung dewa dan dewi, serta lingga dan yoni.

The post Pura di Pontianak, Ada di mana Saja? appeared first on Pontianak Informasi.

Masjid tersebut juga menjadi saksi sejarah berbagai proses perubahan di Kota Pontianak dan sekitarnya.

Sejarah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman dimulai pada awal berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771. Kota Pontianak sendiri merupakan bagian dari Kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah keturunan dari keturunan Syarif Hussein, keturunan Nabi Muhammad SAW.

Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman dan Istana Kadriah merupakan cikal bakal Kota Pontianak pada tahun 1771. Masjid Jami sendiri awalnya hanya sebuah langgar sederhana.

Menurut hikayat, masjid ini mulai dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Usman (1819-1855), sultan ketiga Kesultanan Pontianak. Peletakan batu pertama pondasi bangunan dilakukan pada tahun 1821.

Penjelasan mengenai hal tersebut dapat dilihat dari inskripsi huruf Arab di atas mimbar masjid. Di sana tertulis bahwa Masjid Jami dibangun oleh Sultan Syarif Usman pada hari Selasa bulan Muharam tahun 1237 Hijriah.

Namun, hingga mencapai bentuk yang terlihat saat ini, masjid mengalami berbagai penyempurnaan yang dilakukan sultan-sultan berikutnya.

Pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Hamid II (1855-1889), Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman mengalami renovasi besar-besaran dan diubah menjadi masjid yang lebih besar dan megah. Kemudian, pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, masjid ini kembali mengalami renovasi dan diperindah dengan ornamen-ornamen yang sangat indah.

Nama Masjid Jami Sultan Abdurrahman adalah penghormatan kepada pendiri Kota Pontianak, yakni Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie, sultan pertama di Kesultanan Pontianak. Masjid ini juga menjadi saksi sejarah berbagai proses perubahan di Kota Pontianak dan sekitarnya.

Secara keseluruhan, bentuk bangunan masjid banyak mendapat pengaruh dari arsitektur Jawa, Timur Tengah, Melayu, dan Eropa. Hal ini terlihat dari bentuk atap undak layaknya tajug pada arsitektur Jawa dengan bentuk mahkota atau genta khas Eropa di bagian ujungnya.

Pengaruh Eropa lainnya tampak pada pintu dan jendela masjid yang cukup besar. Adapun ciri Timur Tengah terlihat pada mimbar yang berbentuk kubah.

The post Sejarah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurahman Pontianak, Masjid Tertua di Kota Khatulistiwa appeared first on Pontianak Informasi.

Sejarah panjang dan berliku mengiringi pendirian masjid ini. Meskipun demikian, setelah menempuh waktu panjang, akhirnya pendirian masjid ini pun rampung dan diresmikan oleh Presiden Indonesia saat itu Soeharto pada tahun 1978.

Pada Januari 2015 lalu, renovasi pembangunan Masjid Raya Mujahiddin diresmikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Masjid Raya Mujahiddin memiliki arsitektur khas Kalimantan Barat dengan banyaknya tiang-tiang penyangga masjid. Bangunan masjid ini memiliki dua lantai dan luas bangunan sekitar 60 meter X 60 meter di atas lahan seluas sekitar 4 hektar.

Masjid ini mampu menampung sekitar 9 ribu jamaah, menjadikannya sebagai salah satu masjid terbesar di Indonesia.

Memasuki bagian dalam masjid, pengunjung akan disajikan dengan interior yang indah dan megah.

Selain itu, di dalam masjid juga terdapat berbagai fasilitas yang memudahkan jamaah dalam beribadah, seperti ruang wudhu yang luas dan bersih.

Masjid Raya Mujahiddin tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kajian Islam oleh umat Islam di Pontianak. Masjid ini sering dijadikan tempat mengadakan acara-acara keagamaan seperti shalat tarawih, shalat ied, dan shalat Jumat.

Kehadiran masjid ini juga menjadi salah satu magnet wisata religi bagi para wisatawan yang datang ke kota Pontianak.

Masjid Raya Mujahiddin merupakan kebanggaan bagi warga Pontianak. Masjid ini selalu ramai dikunjungi dan menjadi saksi sejarah keislaman di Pontianak.

Dengan arsitektur yang khas dan fasilitas yang lengkap, Masjid Raya Mujahiddin menjadi salah satu masjid terindah dan terbesar di Indonesia.

The post Masjid Mujahidin Pontianak, Masjid Terbesar yang Jadi Salah Satu Landmark Kota Pontianak appeared first on Pontianak Informasi.

Gereja ini didirikan pada tahun 1935 dengan nama Zhōng Huá Jī Dū Jiào Huì (中华基督教会) dan berawal dari kebaktian rumah tangga yang diadakan oleh beberapa orang asal Tiongkok.

Seiring berjalannya waktu, gereja ini menerima bantuan dan pelayanan dari gereja-gereja Amerika Serikat dan OMF, memperluas pelayanannya ke daerah-daerah sekitarnya.

GKKB percaya kepada Tritunggal Allah, yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, dan menganggap Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat manusia dan kepala gereja.

Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, diakui sebagai Firman Allah yang memiliki otoritas tertinggi dan pedoman hidup bagi setiap anggota gereja.

Visi gereja ini adalah untuk menjadi gereja Tionghua yang berpusat pada Alkitab bagi masyarakat Pontianak dan sekitarnya. Misi gereja ini adalah untuk membuat masyarakat Pontianak dan sekitarnya menjadi murid-murid Kristus yang berkomitmen, bertumbuh, dan bersaksi.

GKKB merupakan bagian dari sejarah dan budaya Kalimantan Barat. Dengan pelayanannya yang terus berkembang dan didukung oleh komunitas Tionghua, gereja ini berperan besar dalam membentuk masyarakat Pontianak dan sekitarnya menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

The post Sejarah Gereja Kristen Kalimantan Barat (GKKB) appeared first on Pontianak Informasi.

Sejarah gereja ini dimulai pada tahun 1834 ketika Paroki Santo Yoseph didirikan oleh para imam dari Belanda. Pada tahun 1859, gereja ini dibangun dan selesai pada tahun 1866, menjadi salah satu gereja terbesar dan tertua di Indonesia.

Gereja Santo Yoseph Pontianak memiliki arsitektur yang unik dan menawan. Bangunannya didesain dengan gaya Gothic-Nederland, dengan menggabungkan elemen-elemen Gothic dan Belanda. Dinding-dinding gereja yang tebal dan tinggi memberikan nuansa megah dan misterius. Juga, ada banyak relief dan patung yang memperkaya nuansa spiritualitas gereja ini.

Selain arsitektur, gereja ini juga memiliki banyak karya seni dan patung yang sangat indah. Beberapa patung menggambarkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah agama Katolik, seperti Maria dan Tuhan Yesus. Patung-patung ini dibuat oleh para seniman terkenal dan memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi.

Gereja Santo Yoseph Pontianak juga menjadi tempat berkumpul dan beribadah bagi masyarakat setempat. Banyak acara keagamaan dan kebudayaan yang diadakan di gereja ini, seperti misa, pengajian, dan konser musik. Gereja ini juga sering menjadi tujuan wisata bagi wisatawan yang ingin melihat keindahan arsitektur dan sejarah yang kaya.

Secara keseluruhan, Gereja Santo Yoseph Pontianak merupakan salah satu gereja terbesar dan terindah di Asia Tenggara. Arsitektur unik dan sejarah yang kaya membuat gereja ini menjadi simbol penting bagi masyarakat setempat dan wisatawan. Gereja ini memiliki makna spiritual dan budaya yang tinggi dan memainkan peran penting dalam hidup masyarakat setempat.

The post Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak, Gereja Terbesar di Asia Tenggara appeared first on Pontianak Informasi.

Sejarah gereja ini dimulai pada tahun 1910, ketika para misi Katolik Belanda datang ke Pontianak untuk membantu dalam penyebaran agama Kristen di kawasan tersebut. Pada tahun 1911, mereka memulai pembangunan gereja yang kemudian dikenal sebagai Gereja Katedral Santo Yoseph.

Gereja ini dibangun dengan gaya arsitektur Eropa dan memiliki nuansa Gothic, yang membuatnya menjadi salah satu bangunan paling indah dan mencolok di kota Pontianak.

Gereja Katedral Santo Yoseph menjadi salah satu tempat penting bagi masyarakat Katolik di Pontianak dan sekitarnya. Para imam dan umat beratap mengadakan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, seperti misa harian, kebaktian, katekese, dan kegiatan amal lainnya.

Gereja ini juga menjadi tempat penting bagi masyarakat untuk beribadah dan berinteraksi dengan sesama.

Setelah periode penjajahan Belanda, gereja ini mengalami beberapa perubahan dan renovasi. Pada tahun 1980-an, gereja ini direnovasi dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin bertambah.

Renovasi ini mencakup pemasangan air conditioning, peningkatan sistem listrik, dan perbaikan lainnya.

Sampai saat ini, Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak masih menjadi tempat penting bagi masyarakat Katolik di Pontianak dan sekitarnya. Gereja ini terus mempromosikan keyakinan Kristen dan budaya setempat, dan menjadi tempat penting bagi masyarakat untuk beribadah dan berinteraksi dengan sesama.

Gereja ini juga terus menjadi salah satu bangunan paling indah dan mencolok di kota Pontianak.

Secara keseluruhan, Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya Pontianak. Gereja ini mengingatkan kita pada perjuangan para misi Katolik Belanda yang membantu dalam penyebaran agama Kristen di kawasan tersebut, dan menunjukkan betapa pentingnya gereja bagi masyarakat.

The post Sejarah Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak appeared first on Pontianak Informasi.