PONTIANAK INFORMASI, PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak kini tengah menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) USAID Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) Tangguh. Program ini merupakan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan Indonesia dalam meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman, serta perilaku higiene (WASH) di daerah perkotaan yang rentan dan memperkuat layanan WASH dan pengelolaan sumber daya air (PSDA) yang berketahanan iklim.
Kepala Bappeda Kota Pontianak, Sidiq Handanu menjelaskan, Kota Pontianak dipilih Bappenas sebagai daerah yang menerima pendampingan dari program USAID IUWASH Tangguh untuk periode 2022–2027 bersama dengan 38 daerah kabupaten/kota di 8 provinsi. Program ini penting karena Pontianak hanya memiliki luas 118,31 km2 dan jumlah penduduk sekitar 663.713 jiwa. Jumlah itu terus meningkat setiap tahun. Kondisi ini sangat berdampak pada upaya pemenuhan layanan dasar dan program pemerintah daerah, termasuk untuk pemenuhan akses air minum dan sanitasi aman, serta perbaikan perilaku higiene masyarakat.
“Target SPM untuk akses air minum Layak di Kota Pontianak sebesar 90 persen, sedangkan target sanitasi aman sebesar 13 persen dan target sanitasi layak sebesar 90 persen. Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak tahun 2021, capaian akses air minum layak sebesar 89,84 persen, sedangkan capaian sanitasi aman sebesar 12,34 persen dan capaian sanitasi layak sebesar 99,64 persen,” terangnya ketika membuka Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) USAID IUWASH Tangguh, Jumat (30/9/2022).
Pemerintah Kota Pontianak berkomitmen mendukung Pemerintah Pusat untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Di antaranya pemenuhan akses air minum dan sanitasi aman bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu memperhatikan peluang maupun tantangan yang mungkin dihadapi.
“Program pendampingan seperti halnya USAID IUWASH Tangguh, menjadi peluang untuk mendukung upaya percepatan pemenuhan layanan air minum dan sanitasi yang aman dan perbaikan perilaku hygiene masyarakat. Karenanya Pemerintah Kota Pontianak menyambut gembira dan sangat mendukung pelaksanaan program USAID IUWASH Tangguh dan tentunya mengharapkan dukungan dan kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Daerah khususnya Kota Pontianak dengan USAID IUWASH Tangguh,” kata Sidiq Handanu.
Sidiq menjelaskan, kehadiran USAID IUWASH Tangguh di Kota Pontianak merupakan salah satu potensi kerja sama dan kolaborasi bagi pemerintah daerah untuk mempercepat proses peningkatan akses air minum dan sanitasi di masing-masing daerah. Dia berharap penyusunan RKT ini dapat memperkuat kolaborasi sebagai upaya akselerasi peningkatan akses air minum dan sanitasi yang aman serta perbaikan perilaku higiene, khususnya di Kota Pontianak. Kolaborasi ini akan berlangsung sejak Oktober 2022 sampai September 2023.
“Kami mengharapkan RKT kolaborasi Pemerintah Kota Pontianak dengan USAID IUWASH Tangguh bisa dilaksanakan dengan baik dan hasil RKT merupakan kegiatan yang memang dibutuhkan dan dapat dilaksanakan,” tutupnya.
Investment Specialist Tim USAID IUWASH, Enjang Hasanudin menerangkan mereka bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) untuk memastikan akses air dan sanitasi untuk semua dan menciptakan kota dan permukiman yang inklusif, aman , tangguh, dan berkelanjutan. Dalam prosesnya, mereka menggunakan pendekatan Sistem IUWASH Tangguh Terintegrasi (IRIS/Integrated Resilient IUWASH Systems) yang menyelaraskan tindakan dan insentif antara pelaku hulu dan hilir, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan utama melalui kemitraan yang memperlancar lingkungan pendukung dan faktor pendukung utama, seperti keuangan dan data.
“Tim USAID IUWASH Tangguh akan memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Indonesia, sektor swasta, dan pemangku kepentingan masyarakat untuk mencapai empat tujuan, yakni penguatan tata kelola dan pembiayaan sektor WASH dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA); peningkatan akses layanan air minum dan sanitasi yang aman, berketahanan iklim, dan inklusif masyarakat miskin; peningkatan PSDA untuk mendukung layanan air minum yang tangguh; dan peningkatan adopsi perilaku dan peningkatan partisipasi dan peran kepemimpinan perempuan yang berkontribusi pada peningkatan WASH dan PSDA,” tutupnya. (RS)