PONTIANAK INFORMASI, INTERNASIONAL – Sebuah pabrik pengayaan uranium di Ural, Rusia, mengalami ledakan pada Jumat (14/7), yang menyebabkan kekhawatiran akan kemungkinan kebocoran radiasi ke wilayah sekitar.
Rosatom, perusahaan pelat merah pengayaan uranium dan pemilik pabrik, telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai insiden ini.
Menurut pernyataan Rosatom, ledakan terjadi di bengkel pabrik di Novouralsk akibat penurunan tekanan pada sebuah silinder berisi uranium heksafluorida yang sudah habis. Namun, perusahaan ini menyatakan bahwa insiden tersebut segera ditangani dan tidak ada risiko bagi penduduk yang tinggal di dekat pabrik.
Kantor berita pemerintah Rusia, RIA Novosti, melaporkan bahwa satu orang telah meninggal dunia akibat ledakan tersebut. Namun, layanan darurat menyatakan bahwa tingkat radiasi di fasilitas tersebut masih berada dalam batas normal.
Meskipun Rosatom telah memberikan jaminan bahwa tidak ada risiko bagi warga sekitar, lebih dari 100 pekerja pabrik telah menjalani perawatan dan observasi di rumah sakit terdekat untuk memastikan apakah mereka terpapar radiasi atau tidak.
Rosatom juga menyatakan bahwa para pekerja yang berada di lokasi saat terjadi ledakan telah diperiksa di Central Clinical Hospital No.31 Federal Medical-Biological Agency of Russia.
“Pabrik sedang dibersihkan dan beroperasi secara normal,” tambah Rosatom dalam pernyataannya.
Uranium heksafluorida merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses pengayaan uranium.
Rosatom juga mengatakan bahwa pengukuran radiasi latar belakang di lokasi telah dilakukan. Hasilnya menunjukkan jumlah radiasi latar belakang mencapai 0,17 mikrosieverts, yang sesuai dengan nilai alamiah. (ad)