PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Prestasi gemilang kembali dicatatkan oleh Kabupaten Kubu Raya dalam upaya penurunan angka stunting di wilayahnya. Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, secara langsung menyerahkan Alokasi Insentif Fiskal Kinerja Tahun Anggaran 2023 Kategori Percepatan Penurunan Stunting kepada Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, pada Jumat (6/10) di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta. Penghargaan ini diberikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang dipimpin oleh Wapres Ma’ruf Amin.
Bupati Muda Mahendrawan menyatakan bahwa Kubu Raya telah mengatasi masalah stunting dengan pendekatan terukur dan sistematis. Hal ini membuat Kubu Raya menjadi contoh dalam penanganan stunting yang sangat efektif di Kalimantan Barat.
“Angka stunting di Kubu Raya turun sangat drastis, saat ini tinggal sekitar enam persen,” ungkap Bupati Muda Mahendrawan.
Salah satu faktor kunci keberhasilan adalah pendekatan “kepung bakul” dari desa, yang melibatkan seluruh masyarakat dalam penanganan stunting. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya juga akan menggunakan insentif yang diterima untuk membeli lebih banyak USG portabel, terutama untuk Pos Bersalin Desa (Polindes) yang belum memilikinya. Ini adalah bagian dari upaya untuk melanjutkan pengadaan USG portabel di semua puskesmas dan desa di Kubu Raya, yang telah dimulai sejak 2019.
Sistem informasi data berbasis geospasial juga akan ditingkatkan untuk memastikan penanganan stunting lebih terukur dan efektif.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Marijan, menyambut baik insentif tambahan dari pemerintah pusat, yang akan membantu dalam penanganan stunting di wilayah ini. Saat ini, pemerintah daerah telah berupaya melengkapi USG portabel di 35 Polindes dan satu puskesmas yang tersebar di sembilan kecamatan di Kubu Raya. Peningkatan pengorganisasian dan kapasitas penggerak di lapangan juga menjadi fokus untuk memastikan bahwa setiap intervensi yang dilakukan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan bahwa penanganan stunting memerlukan kerjasama semua pihak. Dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk ini, sinergi dan kolaborasi dari berbagai lembaga dan masyarakat adalah kunci. Dalam penutupannya, Wapres Ma’ruf Amin juga menekankan perlunya refleksi dan evaluasi menyeluruh terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan, untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil benar-benar efektif.
“Kita berharap target penurunan prevalensi stunting mencapai 3,8 persen per tahun dan target stunting 14 persen pada tahun 2024 dapat terwujud,” pungkasnya. (hs)