PIFA, Lokal – Khatulistiwa Coffee Event 2025 menggelar kompetisi manual brew, di Pontianak Convention Center (PCC), pada Jumat (15/8/2025). Kompetisi yang diinisiai oleh Ujung Tombak Coffee Collective ini diikuti puluhan peserta, baik dari Kalimantan Barat maupun luar daerah.
Dari Pontianak sendiri, lima barista turut ambil bagian. Salah satunya adalah Eric, yang membawakan kopi liberika khas Sambas sebagai bahan utama racikannya.
Eric mengungkapkan, pilihannya menggunakan liberika Sambas bukan tanpa alasan. Ia ingin memperkenalkan kopi Kalbar yang memiliki potensi besar di pasar nasional maupun internasional.
“Saya bawain beans Sambas, dari Kalbar sendiri,” ungkap Eric usai mengikuti kompetisi.
“saya mau mengangkat kopi asli dari
Kalimantan Barat. Saya tidak mau kita sampai terlupakan kalau di Kalimantan Barat sendiri punya potensi untuk mengembangkan tanaman kopi Liberica ini. Itu alasan saya,” tambahnya.
Dalam kompetisi tersebut, Eric memadukan liberika Sambas dengan arabika asal Jawa Barat. Menurutnya, arabika Jawa Barat cenderung manis dan memiliki aroma buah yang khas.
“Jadi saya campur tadi blend dengan beans dari Jawa Barat. Kalau daerah Jawa itu beansnya cenderung manis dan banyak bau buahnya. Jadi after taste yang disajikan ke juri kalau panas itu ada bau strawberry, red apple.
Kemudian saat sudah agak sedikit turun temperaturnya, kalian bisa temukan manisnya manis tebu. Kemudian ada bau-bau cempedak dan rasa rambutan,”jelasnya.
Eric menyebutkan saat ini jumlah pohon liberika di Sambas masih terbatas dan bibit dari pemerintah baru mulai disalurkan tahun ini. Meskipun demikian ia optimistis produktivitasnya bisa meningkat dengan pendampingan yang tepat.
“Karena jumlahnya masih sedikit, nilai jualnya tinggi. Harapannya ke depan, kopi liberika Sambas bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Kalbar,” ujarnya.
Kompetisi ini merupakan kali pertama diikuti oleh Eric. Ia berharap, ajang seperti Khatulistiwa Coffee Event dapat menjadi ruang edukasi bagi masyarakat agar mengenal ragam kopi di luar tren kopi susu kekinian.
“di Pontianak ini, orang cuma taunya kopi kekenian aja. Kopi susu aja, kita ingin memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat kota Pontianak kalau kopi (brew) itu nggak cuman pahit, bisa manis,” ujarnya.
Event ini bagus untuk memotivasi barista, pecinta kopi, dan petani agar terus berkembang,” pungkasnya.
