PONTIANAK INFORMASI, INTERNASIONAK – Perang saudara di Sudan mengakibatkan ribuan orang tewas. Hingga Sabtu (8/7/23), jumlah korban tewas akibat perang tersebut telah mencapai 1.133 orang.
Angka tersebut adalah hasil akumulasi usai Kementerian Kesehatan Sudan mencatat 22 kematian tambahan akibat serangan udara di Omdurman pada Sabtu (8/7).
Perang saudara ini bermula pada 15 April lalu akibat perselisihan kekuasaan antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di tengah kekosongan pemerintahan.
Dalam waktu singkat, RSF berhasil menguasai medan perang di Ibu Kota Sudan, Khartoum, serta beberapa kota di sekitarnya seperti Omdurman dan Bahri.
Saat ini, Omdurman menjadi medan pertempuran yang paling sengit. Bagian barat kota ini merupakan jalur utama bagi RSF untuk memasok senjata dan pasukan dari Darfur, wilayah yang menjadi markas utama mereka.
Tentara Sudan melancarkan serangan intensif terhadap Omdurman dengan harapan dapat menghancurkan kekuatan RSF. Pada Sabtu, tentara Sudan mengumumkan bahwa pasukan khusus mereka telah berhasil membunuh 20 “tentara pemberontak” dan menghancurkan persenjataan mereka di Omdurman.
Meskipun beberapa upaya perundingan damai telah dilakukan sejak pecahnya perang, belum ada kesepakatan penghentian perang yang berhasil dicapai.
Dampak dari perang ini sangat merugikan, dengan lebih dari 2,9 juta orang kehilangan tempat tinggal, termasuk 700 ribu orang yang memilih untuk melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang meluas ke negara-negara sekitar yang berbatasan dengan jalur Tanduk Afrika, Sahel, dan Laut Merah. (ad)