
Donald Trump dan Melania Trump menaiki eskalator (Foto : Getty Images via AFP/ALEXI J. ROSENFELD)
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Presiden Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia setelah pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselingi dengan sindiran tentang eskalator yang rusak di gedung PBB. Trump melontarkan candaan tersebut saat dirinya dan Ibu Negara Melania Trump mengalami insiden eskalator yang mendadak berhenti di tengah perjalanan.
Dalam pidatonya, Trump berkata, “All I got from the United Nations was an escalator that on the way up stopped right in the middle.” (Yang saya dapat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa hanyalah eskalator yang berhenti tepat di tengah jalan). Ucapan ini disampaikan disertai tawa hadirin, seperti yang dilaporkan oleh Fox News.
Insiden menegangkan itu terjadi ketika eskalator mendadak berhenti, membuat Trump dan Melania harus berjalan menaiki tangga secara manual. “If the first lady wasn’t in great shape, she would’ve fallen. But she’s in great shape, we’re both in good shape. We both stood,” (Kalau Ibu Negara lagi nggak fit banget, pasti sudah jatuh dia. Tapi dia fit banget, kita berdua memang lagi sehat-sehat kok. Kita berdua bisa berdiri tegak) lanjut Trump, yang juga mengundang tawa hadirin.
Selain eskalator, Trump juga mengeluhkan teleprompter yang tidak berfungsi dengan baik menjelang pidatonya. “I don’t mind making this speech without a teleprompter because the teleprompter is not working,” ujarnya sambil mengejek operator teleprompter yang menurutnya “in big trouble” (dalam masalah besar). Pernyataan ini dia sampaikan disambut gelak tawa dari para pemimpin dunia yang hadir.
Lebih lanjut, Trump menuduh adanya “triple sabotage” atau sabotase tiga kali lipat berupa eskalator yang rusak, teleprompter tidak berfungsi, dan sistem suara yang terlalu pelan. Trump mendesak agar dilakukan penyelidikan atas kejadian ini dan membandingkan pelayanan PBB dengan pengalamannya yang menurutnya kurang memuaskan.
Meskipun demikian, Trump memanfaatkan momen-momen tersebut untuk menyampaikan kritiknya terhadap kebijakan global, terutama mengenai perubahan iklim yang ia sebut sebagai “con job” dan masalah migrasi ilegal di Eropa. Ia juga mengingatkan pentingnya negara-negara Barat menjaga batas-batas mereka dan menolak kebijakan yang dianggapnya merugikan.
Pidato Trump yang penuh kontroversi ini kembali menghidupkan perdebatan mengenai peran PBB dan kredibilitas organisasi tersebut di mata dunia, sekaligus menegaskan gaya khas Trump yang sering menggabungkan kritik dengan humor dalam setiap kesempatan resmi.