Lokal, News  

BPPI Sebut Titik Panas di Kalbar Meningkat hingga 400 Persen

Ilustrasi titik api di Kalbar. (Dok. Istimewa)

PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Kepala Seksi Wilayah II Pontianak Balai Pengendalian Perubahan Iklim (BPPI) Wilayah Kalimantan, Sahat Irawan Manik, mengungkapkan bahwa selama tahun 2023 telah terjadi peningkatan yang signifikan jumlah hotspot atau titik panas di Kalimantan Barat. Menurut Manik, peningkatan ini mencapai 300-400 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2022.

“Eskalasinya sudah mencapai 50 ribuan ‘hotspot’ di Kalbar dengan rekor tahun lalu cuma belasan ribu ‘hotspot’ saja. Jadi untuk tahun ini, ‘hotspot’ di Kalbar terjadi kenaikan sekitar 300-400 persen karena tahun ini memang cukup marak sekali karhutla, mulai dari Sambas, Singkawang, Kubu Raya, dan Ketapang,” ungkap Sehat Irawan Manik di Singkawang seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/9/23).

Manik juga mengingatkan bahwa meskipun ada sedikit hujan, petugas yang terlibat dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak boleh terlena.

“Mumpung kondisi lagi hujan, mari kita habisi supaya tak berulang. Karena kita masih terus memantau kemarau basah sampai Oktober 2023, bahkan mungkin bisa lebih,” ujarnya.

Dia menyoroti potensi tantangan yang dihadapi jika api terus muncul.

“Karena bila memadamkan api sampai berhari-hari tentunya akan sangat mengganggu fisik dan kesehatan personel,” katanya.

Manik juga mengunjungi Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang untuk menjaga potensi asap lintas batas.

“Kita menghindari akumulasi asap yang bisa melewati lintas batas karena itu tentunya akan menjadi isu internasional. Hal itu jangan sampai terjadi karena nama baik negara kita akan dipertaruhkan.” katanya. (ad)