PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Provinsi Kalimantan Barat menjadi tuan rumah Sidang ke-37 Komite Kerja/Komite Kerja Kecil (KK/JKK) Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (Sosek Malindo) yang dibuka pada Sabtu (23/11) kemarin di Kota Singkawang. Acara ini dihadiri delegasi dari Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, dan Negeri Sarawak, Malaysia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, Rita Hastarita, S.Sos., M.Si., yang menjabat sebagai Ketua Tim Teknis 1 Bidang Sosial dan Budaya, menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas batas dalam berbagai sektor. Rita mengungkapkan bahwa pertemuan tahun ini membahas sejumlah usulan strategis, termasuk kerja sama dalam penanganan penyakit menular seperti rabies, monkeypox, Japanese encephalitis, malaria, hingga penyakit mulut dan kuku.
“Kerja sama ini penting mengingat posisi Kalimantan Barat dan Sarawak yang berbatasan langsung, sehingga diperlukan langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran penyakit menular baik pada manusia maupun hewan,” jelas Rita seusai kegiatan.
Selain itu, ia juga menyoroti perlunya standar prosedur yang jelas dalam pengelolaan dan pengiriman jenazah lintas negara, baik warga Indonesia maupun Malaysia. Aspek lainnya adalah pengaturan keluar masuk produk farmasi dan obat-obatan, serta peningkatan fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung untuk keperluan pariwisata maupun pengobatan.
Rita menambahkan, pihak Indonesia mengusulkan program kerja sama di bidang pariwisata, budaya, olahraga, dan pertukaran pemuda.
“Kami berharap kerja sama ini dapat memperkuat hubungan antara kedua negara serumpun, sekaligus menghidupkan potensi sumber daya manusia serta budaya yang ada di Kalimantan Barat dan Sarawak,” tuturnya.
Dalam forum tersebut, Rita juga menekankan pentingnya pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya sebagai salah satu langkah strategis untuk meningkatkan ekonomi lokal. Ia mengajak semua pihak untuk aktif mendukung inisiatif-inisiatif yang disepakati dalam sidang ini.
Pertemuan ini mencerminkan komitmen Kalimantan Barat untuk terus memperkuat hubungan sosial budaya dan ekonomi dengan negara tetangga, khususnya dalam rangka menciptakan manfaat bersama yang berkelanjutan.
“Kerja sama lintas batas adalah kunci untuk membangun kawasan yang lebih maju dan harmonis,” tutup Rita.