PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – PT. PLN (Persero) melalui Unit Pelaksana Penyaluran dan Pengaturan Beban (UP3B) Sistem Kalbar berkomitmen untuk memastikan agar keandalan transmisi sistem kelistrikan di Kalimantan Barat tetap terjaga. Komitmen tersebut disampaikan oleh manager UP3B Sistem Kalbar Sudarto, pada Senin 18 September 2023 lalu.
“Kami akan terus melakukan upaya mitigasi guna mencegah terjadinnya gangguan transmisi yang menyebabkan kegagalan sistem kelistrikan, sehingga memungkinkan terjadinya blackout,” tuturnya.
Pemadaman listrik total, yang lebih dikenal dengan istilah blackout, adalah situasi di mana pasokan listrik ke suatu wilayah hilang sepenuhnya. Menurutnya, penyebab blackout dapat bervariasi, salah satunya adalah gangguan pada transmisi listrik yang disebabkan oleh pohon.
“Pohon yang mengganggu itu ada yang berada di luar maupun di dalam jalur transmisi. Apabila pohon tersebut tumbang kemungkinan akan mengenai jalur transmisi,” pungkasnya.
Ia menjelaskan bahwa di Kalimantan Barat, gangguan sering kali disebabkan oleh pohon sawit yang dimiliki oleh salah satu perusahaan perkebunan. Banyak pohon sawit tersebut tumbuh di bawah jalur transmisi.
“Pohon sawit milik perusahaan itu cukup banyak, dan membentang disepanjang 27 tower dalam artian, dari tower ke tower itu jumlahnya 27 jalur. Ini sangat membahayakan apabila kondisi pohon yang berada di bawah tower itu sudah mencapai ketinggian kritis,” terang dia.
Jika tiang transmisi termasuk dalam kategori tegangan 150 KV, maka tingkat pertumbuhan yang kritisnya adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter di bawah transmisi. Sementara itu, jarak aman dari pohon-pohon tersebut adalah 5 meter di bawah transmisi atau konduktor yang menggantung di atasnya.
Sudarto menyebutkan bahwa situasi ini sangat berbahaya, karena jika terjadi gangguan di ujung atau batang pohon yang mengenai konduktor, akan memicu pengoperasian otomatis recloser jika sistem proteksinya berfungsi dengan baik. Ini dianggap sebagai gangguan sementara karena hanya memengaruhi bagian bawah atau ujung pelepah pohon sawit. Namun, jika pelepah sawit tersangkut di tiang atau konduktor karena aktivitas perkebunan seperti pemangkasan pohon, maka akan menyebabkan gangguan permanen.
“Ini bisa saja menyebabkan panel trip artinya jalur transmisi tersebut akan mengalami padam. Padam terjadi apabila pohon itu menyebabkan transmisi terbakar hingga ke bawahnya maka bisa menyebabkan gangguan permanen yang dapat merembet ke jalur-jalur transmisi lain,” pungkasnya.
Dalam dunia kelistrikan, tidak hanya jalur yang terdampak yang mengalami gangguan, tetapi juga ruas-ruas lain yang terhubung dalam sistem listrik Kalimantan Barat. Ini bisa menyebabkan pemutusan atau pemisahan dari jalur transmisi lainnya.
“Hal itulah yang dapat menyebabkan blackout atau padam total sistem kelistrikan Kalbar. Makanya, untuk menghindari atau memitigasi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan hendaknya dihindari menanam pohon di jalur-jalur transmisi. Terutama perkebunan milik salah satu perusahaan perkebunan kita harapkan kerjasamanya,” ujar dia.
Ia meminta agar perusahaan perkebunan dapat secara rutin melakukan pemangkasan pohon yang tumbuh di bawah transmisi jika tinggi pohon tersebut sudah mencapai tingkat aman, yaitu kurang dari 5 meter di bawah transmisi, sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Peraturan tersebut telah mengatur mengenai ruang bebas di sekitar transmisi.
“Karena perkebunannya cukup luas areanya, sehingga diantara jalur-jalur transmisi tersebut kemungkinan bisa terjadi gangguan. Pertumbuhan dari pohon sawit tersebut kemungkinan tidak merata sehingga membahayakan 27 jalur transmisi,” tandasnya.
Sudarto juga menekankan bahwa jalur transmisi di sekitar perusahaan perkebunan ini adalah jalur utama. Ini merupakan jalur pengiriman daya dari Gardu Induk (GI) di Utara Kalimantan Barat, seperti GI PLTU dan GI Singkawang, serta pembangkit IPP yang memiliki kapasitas yang sangat besar, karena hampir 90 persen pasokan daya listrik untuk Kalimantan Barat berasal dari sana.
“Ini sangat-sangat menjadi perhatian apabila jalur-jalur transmisi tersebut mengalami gangguan yang menyebabkan tripnya saluran transmisi, sehingga aliran daya sebesar 280 MW sampai dengan 350 MW akan terhenti,” tegas dia.