PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji, melakukan ziarah ke Komplek Makam Raja Tanjungpura di Desa Tanjungpura, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, pada Kamis (17/10) pagi. Perjalanan menuju makam bersejarah tersebut memakan waktu lebih dari satu jam dari ibu kota Kabupaten Ketapang, dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer.
Tiba di lokasi sekitar pukul 10.20 WIB, Sutarmidji yang akrab disapa Midji, langsung menuju Makam Perdana Menteri yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang. Didampingi oleh juru kunci makam, Midji kemudian melanjutkan ziarah ke beberapa makam lainnya, termasuk makam utama raja-raja Kerajaan Matan yang terletak di tengah komplek.
Ini adalah kali ketiga Midji berziarah ke makam tersebut. Pertama kali ia melakukan ziarah saat kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar tahun 2018, dan kunjungan kedua dilakukan ketika ia menjabat sebagai gubernur Kalbar. Ziarah kali ini dilakukan bersamaan dengan kampanyenya di Kabupaten Ketapang.
“Saya selalu upayakan untuk berziarah ke Komplek Makam Raja Tanjungpura saat berada di Ketapang. Sebab, Opu Daeng Manambon, Raja Mempawah, adalah tokoh yang mempersatukan Kalbar berdasarkan sejarah,” ungkap Midji.
Sutarmidji juga menambahkan bahwa Opu Daeng Manambon merupakan menantu dari Raja Matan Tanjungpura. Atas perintah Raja Matan, Opu Daeng Manambon kemudian diangkat sebagai Raja Mempawah. Sebagai panglima yang dikenal mampu menyatukan Kalbar, Opu Daeng Manambon memiliki silsilah erat dengan Kerajaan Matan Tanjungpura.
“Sebelum menjadi gubernur, saya sudah berziarah ke sini, dan sekarang, karena ada kampanye di Ketapang, saya sempatkan lagi untuk berziarah. Makam ini adalah makam tokoh yang berjasa dalam menyatukan Kalbar,” ujar Midji.
Dalam kesempatan itu, Midji juga menyampaikan harapannya agar semangat persatuan dan kesatuan yang diwariskan oleh para pendahulu tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Selain itu, ia menilai bahwa Komplek Makam Raja Tanjungpura memiliki potensi sebagai destinasi wisata religi karena nilai sejarahnya yang sangat tinggi dalam perkembangan Kalimantan Barat.
“Jalan menuju komplek makam ini harus diperbaiki agar orang-orang yang ingin berziarah, termasuk dari Malaysia, dapat lebih mudah mengaksesnya. Napak tilas ke sini menjadi wisata religi yang menarik, apalagi makamnya sudah rapi dan terjaga dengan baik. Hanya aksesnya saja yang perlu diperbaiki, dan saya rasa itu bisa ditangani,” tutupnya.
Dengan ziarah ini, Sutarmidji berharap dapat terus menjaga hubungan spiritual dan sejarah dengan para pendahulu yang telah berjasa bagi Kalimantan Barat. (Adl)