Foto: Tangkapan Layar Media Sosial
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Bencana banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara pada Selasa, 25 November 2025, akibat curah hujan tinggi yang terjadi secara berkelanjutan sejak akhir pekan lalu. Tujuh kabupaten dan kota dilaporkan terdampak, termasuk Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Utara, Sibolga, Nias, dan Padangsidempuan. Bencana ini menyebabkan kerusakan infrastruktur, jalan terputus, serta ribuan warga harus mengungsi dari rumah mereka yang terendam air atau tertimpa material longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mencatat, korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor mencapai 10 orang, dengan 6 lainnya masih dalam pencarian. Sebanyak 2.393 kepala keluarga terdampak, dan 445 warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak atau terendam banjir. “Hingga malam ini BPBD mendata ada empat warga Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapteng, meninggal akibat tertimbun material longsor,” ujar Kepala BPBD Sumatera Utara Tuahta Ramajaya Saragih.
BMKG juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berlangsung hingga 27 November 2025. “Kondisi tersebut dapat menyebabkan bencana hidrometeorologis berupa banjir dan longsor,” kata Kepala Balai Besar BMKG wilayah 1, Hendro Nugroho. Faktor global seperti Indian Ocean Dipole negatif dan gelombang atmosfer aktif diyakini memperparah intensitas hujan di wilayah Sumatera Utara.
Bencana ini juga menyebabkan akses jalan utama terputus, terutama di kawasan Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan. “Jalan yang menghubungkan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal terputus akibat longsor dan banjir,” kata Sri Wahyuni, dilansir dari Kompas.com. Polda Sumatera Utara telah mengerahkan personel untuk membantu evakuasi dan penanganan darurat di lokasi-lokasi yang terisolasi.
Kondisi cuaca ekstrem yang memicu banjir dan longsor dipengaruhi oleh badai tropis KOTO dan bibit siklon 95B yang terbentuk di sekitar perairan Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa bencana ini memporak-porandakan sejumlah wilayah di Sumatera Utara, terutama di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Warga yang terdampak membutuhkan bantuan logistik dan tempat pengungsian yang layak. Pemerintah daerah bersama relawan terus berupaya menyalurkan bantuan dan melakukan pendataan korban serta kerusakan yang terjadi. “Seluruh personel telah dikerahkan untuk membantu warga,” tegas Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan.
Situasi di lapangan masih dinamis dengan potensi bencana susulan akibat hujan yang masih berlangsung. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait evakuasi dan mitigasi bencana. Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di wilayah rawan seperti Sumatera Utara.
