PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Malaysia terus merasa prihatin dengan kabut asap yang melanda negaranya dan menyalahkan kebakaran hutan di Indonesia sebagai penyebab utama masalah ini.
Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad, mengeluarkan pernyataan tegas, mendesak Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk segera mengambil tindakan dalam menghadapi penurunan kualitas udara yang signifikan di wilayah mereka.
Dilaporkan oleh Reuters, kualitas udara di beberapa wilayah Malaysia telah mencapai tingkat tidak sehat dalam beberapa hari terakhir. Kabut asap yang terus menyelimuti langit Malaysia telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Kuala Lumpur dengan tegas menuding kebakaran hutan di Indonesia sebagai sumber utama kabut asap tersebut.
Sementara itu, pemerintah Indonesia dengan tegas membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa kabut asap tidak melintasi perbatasan negara mereka hingga mencapai wilayah Malaysia. Konflik terkait kabut asap antara Malaysia dan Indonesia telah menjadi isu yang berkepanjangan, terutama selama musim kemarau, ketika kebakaran hutan untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit dan industri pulp dan kertas di Indonesia, khususnya Sumatera dan Kalimantan, meningkat.
Situasi ini tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat, tetapi juga mengkhawatirkan operator wisata dan maskapai penerbangan. Banyak perusahaan yang terlibat dalam kebakaran ini adalah perusahaan asing atau tercatat di bursa asing, yang memicu keprihatinan akan dampak lingkungan dan kesehatan yang luas.
Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa kebakaran hutan yang menghasilkan kabut asap menyebar ke seluruh wilayah pada tahun 2015 dan 2019, membakar jutaan hektar lahan dan menghasilkan emisi yang mencatat rekor tertinggi.
Nik Nazmi Nik Ahmad, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, menyatakan bahwa pemerintah Malaysia telah mengambil tindakan dengan mengirim surat kepada pihak berwenang Indonesia. Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia, Siti Nurbaya, pekan ini, guna menyampaikan keprihatinan mereka terkait kabut asap.
“Kami menyampaikan surat kami untuk memberitahu pemerintah Indonesia dan menyerukan mereka agar mengambil tindakan mengenai masalah ini,” ucap Nik Nazmi.
“Kita tidak bisa terus menganggap kabut asap sebagai sesuatu yang normal,” katanya. (ad)