PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan tegas mengenai bahaya judi online (judol) yang telah memakan korban jiwa. Dalam pernyataannya, Jokowi meminta masyarakat untuk tidak mengakses judi online dan menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak.
“Saya ingin sampaikan jangan judi! Jangan judi! Jangan berjudi, baik secara offline maupun online,” kata Jokowi. Ia mengajak masyarakat untuk menggunakan uang mereka dengan lebih bijak, seperti menabung atau dijadikan modal usaha. Jokowi juga menyoroti dampak negatif dari judi yang melibatkan kehilangan harta benda, perceraian, kejahatan, dan bahkan kematian.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa judi bukan sekadar permainan atau hiburan, tetapi taruhan besar terhadap masa depan pribadi, keluarga, dan anak-anak. “Judi itu bukan hanya mempertaruhkan uang, tapi juga masa depan,” tambahnya.
Pemerintah, menurut Jokowi, sangat serius dalam memerangi judi online. Hingga kini, lebih dari 2,1 juta situs judi online telah ditutup, dan Satgas Judi Online akan segera dibentuk untuk mempercepat pemberantasan aktivitas ilegal ini. Namun, Jokowi juga mengakui bahwa judi online bersifat transnasional, melibatkan banyak negara dan otoritas, sehingga memerlukan pertahanan yang kuat dari masyarakat.
“Oleh karenanya, saya mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas untuk saling mengingatkan, mengawasi, dan melaporkan indikasi tindakan judi online,” pungkasnya.
Pernyataan Jokowi ini muncul setelah judi online kembali memakan korban jiwa, menekankan urgensi dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Pemerintah berharap dengan kerjasama semua pihak, judi online dapat diberantas secara efektif demi kebaikan bersama.