PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra membuat kehebohan saat rapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan. Dalam penjelasannya tentang anggaran perbaikan kapal hibah dari Korea Selatan, Herindra sempat salah sebut pemerintahan mendatang sebagai “Jokowi-Gibran,” yang langsung memicu tawa seisi ruangan.
Dalam rapat tersebut, Herindra menjelaskan mengenai alokasi anggaran sebesar Rp 1,5 triliun untuk perbaikan satu unit hibah kapal Patrol Combat Corvette (PCC) eks Republic of Korea (ROK) Navy yang akan diterima oleh Angkatan Laut RI. Pertanyaan ini diajukan oleh anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin, yang mempertanyakan efisiensi penggunaan anggaran tersebut.
“Jadi untuk 105 juta US Dollar itu dialihkan untuk apa Pak? Dialihkannya untuk apa, kita tidak tahu nih sekarang minta lagi 35 juta US dollar itu pertama. Perhitungan saya kalau untuk perbaikan saja Rp 1,5 triliun apakah ini cukup efisien dan apakah harus diterima kalau ternyata hanya menjadi beban dan tidak juga bisa diapa-apain gitu?” tanya Nurul Arifin.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Herindra mengungkapkan bahwa anggaran Rp 1,5 triliun untuk perbaikan kapal hibah dari Korea telah dialihkan untuk pembelian kapal maritim FREMM yang lebih modern dari Italia. “Sekalian juga dari Mbak Nurul masalah anggaran tadi jadi anggaran yang 105 juta sekarang sudah dialihkan untuk pembelian kapal FREMM itu dua buah yang harga satu buahnya 300 juta dolar, jadi masih ada kekurangan anggaran. Jadi anggaran untuk ini kita alihkan ke pembelian FREMM baru dari Italy itu harganya 600 juta dolar satunya,” ujar Herindra.
Namun, ketika membahas dukungan anggaran perbaikan kapal hibah dari Korea untuk pemerintahan berikutnya, Herindra membuat kesalahan sebut yang tidak terduga. “Kemudian untuk yang bagaimana yang nanti ini ya, yang anggaran untuk perbaikan yang baru ini, Pak Menhan sudah bicara nanti akan didukung pada pemerintahan Jokowi-Gibran berikutnya pasti itu,” katanya, yang langsung disusul dengan tawa para anggota dewan.
Menyadari kesalahannya, Herindra segera meralat, “Sorry he-he-he…, Prabowo-Gibran, Jokowi. Prabowo-Gibran. Saking semangatnya ini, saking semangatnya Prabowo-Gibran, dan bahwa nanti akan didukung pada…, saking semangatnya tadi Bu.”
Ketua Komisi I Meutya Hafid turut menanggapi kesalahan tersebut dengan santai. Dia meminta media tidak membesar-besarkan kejadian itu. “Itu tolong yang di atas media jangan dibesar-besarkan itu hanya terlalu semangat,” ujarnya.