Dedi Mulyadi (Foto : Instagram_@dedimulyadi71)
PONTIANAK INFORMASI, Nasional – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan apresiasi atas pembatalan rencana unjuk rasa yang akan dilakukan oleh Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (SP3JB) pada Senin, 25 Agustus 2025. Unjuk rasa ini sebelumnya direncanakan sebagai aksi protes terhadap kebijakan larangan study tour yang diterapkan Dedi Mulyadi di seluruh wilayah Jawa Barat.
Dedi Mulyadi mengaku mendapat informasi bahwa aksi tersebut dibatalkan. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pekerja pariwisata dan berharap kebijakan yang diberlakukan dapat memberikan manfaat bagi industri pariwisata Jawa Barat dengan cara yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Semoga kawan-kawan SP3JB senantiasa sehat dan bisa menemukan jalan yang terbaik untuk peningkatan industri pariwisata Provinsi Jawa Barat sehingga kegiatan kepariwisataan mengalami peningkatan tanpa melibatkan anak-anak sekolah sebagai objek kepariwisataan,” ujarnya di akun Instagram pribadi miliknya.
Kebijakan ini diambil karena Dedi Mulyadi menilai kegiatan study tour selama ini sudah menyimpang dari makna sebenarnya yang seharusnya bertujuan untuk pendidikan dan penelitian. Ia menegaskan bahwa pendidikan harus melahirkan kebaikan dan bukan menambah beban, serta menolak adanya studi tour yang hanya berbasis rekreasi.
Larangan study tour ini sempat menimbulkan gelombang protes dari para pelaku usaha jasa pariwisata, mulai dari pemandu wisata, sopir bus pariwisata hingga pelaku UMKM, yang menganggap kebijakan ini berdampak negatif pada penghasilan mereka. Demonstrasi sebelumnya sempat dilakukan pada 21 Juli 2025 di Gedung Sate Bandung, namun keputusan gubernur tetap teguh pada kebijakan tersebut.
Dedi memberikan penghormatan kepada hak pekerja pariwisata untuk menyampaikan aspirasi, namun pihaknya berharap agar kebijakan ini menjadi jalan terbaik demi kemajuan dan pembangunan sektor pariwisata yang berkelanjutan di Jawa Barat. “Semoga kita semua bisa menjadi jalan yang terbaik untuk kepentingan pembangunan di Provinsi Jawa Barat, dan kepentingan para pekerja industri kepariwisataan di Provinsi Jawa Barat. Salam hormat untuk semuanya. Selamat berakhir libur,” pungkasnya.
Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk melindungi orang tua siswa dari tekanan sosial akibat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan study tour, yang kadang menimbulkan konflik di lingkungan keluarga dan sosial. Oleh sebab itu, Dedi Mulyadi berharap industri pariwisata dapat berkembang dengan cara yang lebih inklusif dan tidak memberatkan anak-anak sekolah sebagai objek kegiatan wisata.
