Seiring dengan bertambahnya jumlah pasien Covid-19, pemerintah memutuskan untuk menambah anggaran kesehatan yang sebelumnya Rp 193,93 triliun menjadi Rp 214,95 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelasian, adapun untuk rinciannya adalah sebagai berikut:
- Klaim perawatan pasien
Nilainya mengalami kenaikan dari Rp 40 triliun menjadi Rp 65,9 triliun.
Penambahan anggaran Rp 25,87 triliun tersebut kata Sri Mulyani seiring dengan perawatan pasien dengan bed occupancy ratio (BOR).
“Termasuk di dalamnya dalam rangka antisipasi biaya perawatan pasien dan isolasi mandiri, untuk perawatan pasien dan isolasi mandiri,” terangnya.
- Insentif tenaga kesehatan (Nakes).
Insentif nakes yang naik dari Rp 17,3 triliun menjadi Rp 18,4 triliun.
Insentif nakes ini, kata Sri Mulyani diberikan karena rumah sakit darurat membutuhkan tenaga dokter dan nakes.
“Pemerintah akan merekrut 3.000 dokter baru dan 20.000 perawat, baik di pusat dan daerah,” ungkapnya.
- Penyediaan Paket Obat untuk Pasien Isolasi Mandiri
Sri Mulyani menjelaskan, akan membagikan obat-obatan bagi para pasien positif Covid-19, yang melakukan isolasi mandiri.
Dengan adanya alokasi tambahan Rp 400 miliar, maka total anggaran menjadi Rp 1,17 triliun.
Dengan anggaran tersebut akan tersedia 2 juta paket obat untuk isoman.
- Pembangunan RS Darurat
Pemerintah akan mengubah sementara asrama haji di berbagai daerah untuk menjadi RS Darurat penanganan Covid-19.
Asrama haji yang dikonversi menjadi RS Darurat di antaranya Asrama Haji Pondok Gede, Wisma Haji Surabaya, Wisma Haji Boyolali, Asrama Mahasiswa di Bandung, dan Asrama Mahasiswa/Rusun di Yogyakarta.
Proses pengubahan menjadi rumah sakit darurat tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp 2,75 triliun.