PONTIANAK INFORMASI – Kecelakaan lalu lintas antara tronton dan sepeda motor kembali terjadi di Pontianak. Kali ini terjadi di Simpang Jalan Tanjungpura- Jalan Diponegroro, pada Rabu siang (12/11/25).
Dalam insiden tersebut, seorang pria lanjut usia yang mengendarai sepeda motor mengalami luka parah di bagian kaki. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PAN DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar, dengan tegas meminta pihak-pihak terkait, khususnya Pelindo, untuk bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Ini sudah kesekian kalinya kecelakaan melibatkan kendaraan besar terjadi di Kota Pontianak, dan tidak pernah ada yang bertanggung jawab,” tegas Zulfydar.
Menurutnya, kecelakaan serupa sudah terlalu sering terjadi namun tak ada langkah konkret untuk mencegahnya. Baik itu dari Pemerintah, Pelindo, dan asosiasi transportasi.
Ia pun menegaskan instansi terkait perlu bertindak serius, terutama dalam memastikan kelayakan para sopir kendaraan berat.
“Saya meminta Pelindo memperhatikan hal ini. Asosiasi juga harus melihat kepantasan para sopir yang membawa kendaraan berat. Ini sudah berkali-kali terjadi, ada yang meninggal dunia dan luka parah. Harus ada yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Politisi PAN yang juga Sekretaris Komis I DPRD Kalbar itu mengatakan, Pemerintah Kota Pontianak sebenarnya telah menetapkan jam operasional kendaraan besar. Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih ada kendaraan yang beroperasi di luar waktu yang diizinkan.
“Seharusnya kendaraan besar keluar di jam tertentu atau paling tidak dikawal,” jelasnya.
Ia menegaskan, Pelindo juga memiliki tanggung jawab besar, karena kendaraan berat yang keluar dari pelabuhan berada di bawah pengawasan mereka.
“Kalau kendaraan keluar dari pelabuhan, itu tanggung jawab Pelindo juga. Jangan sampai melepas kendaraan besar di luar waktu yang ditentukan,” katanya.
Zulfydar juga menyinggung pentingnya peran asosiasi sopir atau lembaga terkait dalam memastikan para pengemudi kendaraan berat benar-benar siap dan layak di jalan.
“Kalau memang tidak ada asosiasi yang mengatur, maka semua sopir kendaraan berat harus diuji kembali. Pastikan kesiapan mereka membawa kendaraan besar di jalan umum,” tegasnya.
Menurutnya, selain tanggung jawab perusahaan dan pengemudi, masyarakat juga harus berhati-hati di jalan. Namun, ia menekankan, keselamatan publik tetap menjadi prioritas utama yang wajib dijaga oleh pihak terkait.
Zulfydar meminta Pelindo dan pihak keamanan menegakkan aturan yang sudah ada dengan ketat.
“Kendaraan berat yang keluar di luar jadwal harus dikawal pihak keamanan. Ini penting demi keselamatan semua, baik sopir maupun masyarakat,” sambungnya.
Meski begitu, Zulfydar menegaskan bahwa pihaknya tidak anti terhadap kegiatan ekonomi. Ia justru mendukung penuh roda ekonomi, asalkan keselamatan tetap diutamakan.
“Kita sangat mendukung perekonomian, tapi keselamatan tetap nomor satu. Supir dan masyarakat harus sama-sama terlindungi,” pungkasnya.
