Di usia berapa kamu baru tahu bahwa kentut sapi merupakan salah satu penyebab global warming?
Bagi sebagian orang mungkin hal itu sudah bukan pengetahuan baru agi, namun tidak sedikit oula yang belum tahu.
Dilansir dari okezone.com sebuah penelitian yang dilakukan di Denmark, menemukan fakta bahwa rata-rata sapi menghasilkan metana yang sama dengan 4 ton karbon dioksida per tahunnya.
Metana sendiri, merupakan gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca, atau pemanasan global.
Hal itu karena sapi, termasuk kelas mamalia yang disebut ruminansia, selain domba, kambing dan lainnya.
Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang memakan dan mengunyah makanannya melalui 2 fase.
Pada fase pertama, makanan dikunyah sebentar dan masih dalam bentuk yang kasar, makanan tersebut disimpan di dalam rumen lambung.
Fase kedua terjadi setelah beberapa saat ketika lambung mulai penuh, mereka kemudian mengeluarkan makanan yang masih dalam bentuk kasar untuk dikunyah kembali agar menjadi halus.
Setelah halus, makanan tersebut akan masuk ke dalam rumen lambung kembali dan akan melalu proses pencernaan seperti biasanya.
Nah, di dalam rumen, terdapat lebih dari 400 jenis mikroba yang memainkan peran penting dalam proses pencernaan.
Beberapa mikroba tersebutlah yang menciptakan gas metana sebagai produk sampingan.
Karena banyaknya sapi di Bumi, bersama dengan ukuran besar per ekornya, sapi-sapi tersebut menghasilkan lebih banyak gas metana daripada ruminansia lainnya.
Metana sendiri 21 kali lebih ampuh untuk menjebak panas dari Matahari daripada karbon dioksida.
Meskipun kurang lazim di atmosfer daripada dioksida karbon dioksida, metana merupakan gas perusak.