Pontianak – Dekranasda Kota Pontianak menggelar pelatihan fotografi produk untuk pelaku kriya Kota Pontianak. Berlangsung di Gedung UMKM Center, Selasa (21/09/2021), pelatihan tersebut diadakan untuk membantu pelaku kriya Pontianak meningkatkan daya tarik hasil kriya dan penjualan produknya.
Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie mengatakan, pada pelatihan ini pelaku kriya diberi kesempatan untuk belajar memahami perubahan perilaku konsumen selama pandemi, cara memotret gambar produk, cara membangun branding di dunia digital, mengembangkan pemasaran digital, mengembangkan rencana bisnis digital serta mendatangkan penjualan.
Menurutnya, Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen dari transaksi jual beli dengan tatap muka berubah menjadi transaksi melalui digitalisasi. Sehingga akibat perubahan tersebut, pelaku kriya dituntut untuk memasarkan produk secara digital dengan memposting foto-foto produk yang menarik agar konsumen tertarik untuk membeli.
Lebih lanjut Yanieta menegaskan, produk akan menarik bila difoto dengan baik.
“Kalau hanya memfoto saja tanpa ada ilmunya nggak kelihatan cantiknya, maka kita bantu pelaku kriya dengan melaksanakan pelatihan ini,” tambah dia.
Melansir dari rilis Prokopim Pemkot Pontianak, disebutkan bahwa perkembangan pesat industri e-commerce di Indonesia serta munculnya tren baru pada era new normal menjadikan sektor jual beli melalui marketplace sangat penting dalam mempromosikan dan memasarkan produk, konsumen melihat dan membeli produk kriya melalui foto yang ditampilkan.
Terlebih khususnya sejak pandemi melanda, dikatakan Yanieta, barang-barang yang dijual melalui marketplace justru lebih banyak diminati konsumen sehingga Dekranasda akan membantu pelaku kriya memasarkan produknya melalui marketplace.
“Selain dengan pelatihan fotografi produk, Dekranasda Kota Pontianak dalam waktu dekat juga akan menjalin kerjasama dengan Bukalapak, Dana dan Tokopedia,” tambahnya lagi.
Satu di antara pelaku kriya di bidang fashion, Nina Kartanineka menuturkan bahwa selama pandemi omzet penjualannya turun 50 persen setiap bulannya, Dia yang tadinya berjualan offline seperti pameran maupun galeri, kini mulai merambah ke marketplace.
“Mau atau nggak mau kita harus masuk marketplace, kalau marketplace itu kan fotonya harus menarik,” sebutnya.
Menurut hematnya, agar foto produk menarik diperlukan ilmu bukan hanya sekedar foto tetapi bagaimana mengambil foto yang menarik sehingga menjadi menjadi daya tarik pembeli untuk melakukan transaksi.
“Kalau sekedar foto pasti bisa, tapi perlu ilmu bagaimana foto itu menarik pembeli, perlahan lahan harus terus belajar karena kesempatan untuk kita ikut pelatihan juga ada, salah satunya dengan pelatihan ini dan sangat penting untuk pemasaran produk di marketplace,” cetus Nina.