Berita Lokal, PONTIANAK INFORMASI – Wakil Ketua DPRD Kalbar, Suriansyah menyebutkan pembangunan pasca pandemi di Kalbar, mesti menyejahterakan. Maka itu, dia meminta semua pihak bersinergi untuk mendongkrak pembangunan di segala bidang di Kalbar.
Suriansyah mengatakan, sinergitas atau gotong royong semua pihak di masa ini menjadi hal penting yang mesti dilaksanakan. Dengan sinergi itu, semangat untuk maju bersama akan terbentuk.
“Seharusnya semangat untuk menjadi lebih baik, membangun lebih baik, untuk mensejahterakan keluarga dan dirinya masing-masing menjadi lebih kuat, lebih inovatif,” katanya, kemarin.
Sehingga, lanjut Surianyah, pembangunan yang sempat tersendat saat pandemi kemarin, di tahun ini bahkan berikutnya kembali berjalan sesuai rencana. Tentunya pembangunan itu untuk kesejahteraan masyarakat.
“Yang dulunya berjalan lebih lambat, tahun ini dan berikutnya kita harapkan lebih cepat dan berkembang. Sehingga pembangunan ke depan adalah yang menyejahterakan bukan pembangunan yang asal membangun saja,” paparnya.
Suriansyah menerangkan, kondisi pandemi yang berangsur pulih ini, mesti dimanfaatkan untuk membangkitkan kembali segala kemampuan masyarakat. Sehingga, target program pasca krisis kesehatan itu bisa berjalan optimal.
“Mendongkrak perekonomian di Kalbar pasca pandemi, tentu seharusnya setiap warga dapat bekerja lebih baik pada bidang masing-masing. Baik itu aparat sipil negara dan komponen masyarakat lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyebutkan ekonomi daerah ini tumbuh empat persen lebih di tengah pandemi. Pertumbuhan itu didukung bebagai komoditas penunjang diantaranya bernilai ekspor.
“Banyak produk yang punya nilai tambah. Misalnya smelter bauksit dan sebagainya. Lalu sektor pertanian juga banyak hasil-hasil pertanian yang bisa diekspor seperti pasta durian dan banyak lagi. Alhamdulillah beras pun Kalbar sudah bisa swasembada,” terangnya.
Di sisi lain, Suatarmidji menyebutkan kondisi kemiskinan di Kalbar menurun kendati dalam kondisi pandemi Covid-19 kemarin. Angkanya 6,84 persen, lebih rendah dari persentase nasional mencapai 9.7 persen.
“Meski masih tinggi se-Kalimantan, ke depan saya rasa penurunannya bisa signifikan. Cuma gini ratio kita bagus. Ketimpangan tidak terlalu jomplang. Kalau nasional 0,38, kita 0,32,” tutupnya. (ap)