PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Waterfront segmen Bardan Nadi-Senghie selesai dibangun. Untuk menarik minat pengunjung menikmati suasana tepian Sungai Kapuas, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama pegiat Instagram membuat konten di sekitar kawasan itu. Didapuk sebagai model, Edi berpose mengikuti arahan para anak muda yang aktif membuat konten digital itu. Duduk di halte pelabuhan sampai melempar jaring ikan, menjadi pilihan bergaya.
“Ide-ide menarik pembangunan itu tak jarang didapat dari konten kreatif di Instagram, baimana desain yang estetik dan futuristik. Terpenting memberikan manfaat. Tugas instagramers adalah mengenalkan kearifan lokal kepada masyarakat luar daerah,” ujarnya usai mengikuti event Instameet Pontianak yang digelar para pegiat Instagram, Sabtu (7/1/2023).
Berkembangnya dunia maya menambah potensi bertumbuhnya kreativitas, khususnya Instagram. Tak jarang Edi menerima masukan yang diterimanya dari Direct Message (DM) IG. Namun menurutnya, saran dan kritikan yang ditujukan untuk sektor pembangunan fisik seringkali tak dapat diimplementasikan lantaran kondisi geo sosial maupun kontur tanah yang tidak sama dengan di luar daerah.
“Biasa ada yang DM saya mengirimkan contoh tata pembangunan di Bandung, itu saran yang bagus, tapi belum bisa langsung dilakukan. Karena kita punya ciri khas, baik dari kondisi geo sosial sampai alamnya. Jadi tidak bisa disamakan,” papar dia.
Salah satu ciri khas kearifan lokal contohnya yaitu adanya Sungai Kapuas. Banyak kehidupan yang bergantung kepada aliran sungai terpanjang di Indonesia itu. Pembangunan infrastruktur terkini telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk menjaga serta melestarikan kawasan tepi sungai dengan membangun waterfront, seperti yang terbaru adalah Waterfront Segmen Bardan Nadi-Senghie.
“Waterfront ini akan kita papas supaya lebih rapi. Penataan ini bagian dari konsep Instagramable,” jelasnya sembari berjalan hunting foto bersama peserta.
Edi menerangkan, kolaborasi antara pemerintah dan insan kreatif memberikan dampak positif bagi keduanya. Bukan tanpa alasan, dirinya menyebut, keberadaan Instagramers ini memberikan warna baru bagi tampilan visual pembangunan infrastruktur Kota Pontianak.
“Kawan-kawan sudah mengenalkan cara baru memandang sebuah infrastruktur,” imbuhnya.
Instameet Pontianak mengusung tema ‘Instameet Awal Tahun’ yang digelar serempak oleh seluruh pegiat IG di Indonesia. Kegiatannya difokuskan mengambil foto serta berdiskusi. Lewat diskusi tersebut, banyak persoalan masing-masing individu kemudian menemukan solusi.
Tidak sebatas itu, adanya Instameet juga mempererat relasi antar kreator lokal. Beberapa kreator bahkan mendapatkan pekerjaan dengan menjadi admin medsos maupun menyediakan jasa desain konten. Edi mengapresiasi agenda yang diinisiasi pemuda Kota Pontianak itu.
“Wawasan tentang Instagram juga diperlukan semuanya hari ini. Editor misalnya, itukan profesi yang menjanjikan, nilainya tinggi karena tidak asal-asal. Agenda ini semoga terus ada untuk meningkatkan dan menjadi magnet wisata Kota Pontianak,” pungkasnya. (RS)