PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Korban tewas yang dibunuh oleh dukun pengganda uang di Banjarnegara, Mbah Slamet, bertambah lagi. Kepada kepolisian saat diperiksa, pelaku mengakui bahwa aksi pembunuhan dilakukannya sejak 2020.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, korban pembunuhan Mbah Slamet bertambah, menjadi 12 orang. Saat ini polisi masih mengidentifikasi para korban.
“Total korban sampai dengan hari ini berjumlah 12 dan masih diidentifikasi,” ujar Iqbal melalui pesan singkat, Selasa (4/4) kemarin, mengutip detikcom.
Kronologi Penemuan Mayat Korban
Dilansir dari detikcom, salah satu korban berinisial PO menemui Mbah Slamet bersama anaknya GE pada Juli 2022. Mereka berangkat menggunakan bus dari Sukabumi ke Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Jadi pada Bulan Juli tahun lalu, korban bersama anaknya menemui pelaku di Desa Balun. Mereka datang bersama dengan naik bus,” terang Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat pers release di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4).
Beberapa bulan kemudian, korban kembali mendatangi dukun pengganda uang pada 20 Maret 2023 lalu, namun PO tak didampingi anaknya GE. Korban kembali menemui pelaku di Desa Balun Kecamatan Wanayasa, ia hanya datang sendirian.
Dua hari berselang, pada tanggal 23 Maret 2023, korban sempat mengirim pesan kepada anaknya. Isinya, ia tengah di rumah pelaku. Dalam pesan tersebut, korban juga meminta agar anaknya mencarinya bersama aparat jika dirinya sudah tidak bisa dihubungi.
Dari pesan tersebut, GE anak korban kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Selanjutnya, hasil pengembangan, petugas menangkap Slamet Tohari dan menemukan mayat korban lainnya.
Mulanya polisi menemukan makam massal. Ditemukan 10 korban Mbah Slamet yang terkubur di lahan perbukitan milik pelaku.
Motif Pembunuhan
Hendri menjelaskan, motif pelaku melakukan aksinya karena merasa kesal terus-menerus ditagih oleh korban. Mbah Slamet memberi PO minuman yang telah dicampur dengan potas (potassium sianida) hingga akhirnya meninggal dunia dan dikuburkan di jalan setapak yang menuju hutan.
“Selain karena kesal terus-menerus ditagih, tersangka juga takut dilaporkan oleh korban ke penegak hukum, sehingga diracunlah korban ini,” jelasnya. (yd)