Pembelajaran tatap muka di seluruh sekolah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dimulai hari ini, Senin (23/8/2021). Seperti biasanya, saat hendak masuk kelas, siswa/i akan berbaris terlebih dahulu. Momen lucu baris-berbaris terjadi di salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Baubau. Sejumlah siswa SD tersebut sudah lupa aturan baris-berbaris karena sudah lama tak sekolah tatap muka.
Dilansir dari Kompascom, sejumlah siswa itu diajarkan berbaris rapi di halaman sekolah.
“Hadap kiri, awas ada yang salah. Begini caranya hadap kiri,” teriak seorang guru di hadapan siswanya, dikutip dari Kompascom (23/8).
Saat diajari, mereka seakan lupa dengan peraturan baris-berbaris. Beberapa siswa melakukan gerakan yang salah dan mengundang tawa para orangtua yang menyaksikannya.
Meski prihatin dengan kondisi itu, para orangtua siswa mengaku sangat senang sekolah tatap muka mulai diberlakukan. Satu di antara orangtua siswa SD Negeri Wangkanapi, Nurlina (39) bersyukur dan senang dengan pemberlakuan kembali sekolah tatap muka.
“Alhamdulillah, saya senang juga, karena sekolah kembali dibuka, karena selama ini anak saya bertanya kapan kembali sekolah,” katanya.
Saat diwawancarai Tim Kompascom, Nurlina berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali normal seperti biasanya.
Kemudian, Kepala Sekolah SD Negeri Wangkanapi Syalihin mengatakan, SD Wangkanapi mulai Senin (23/8/2021) memberlakukan sekolah tatap muka mengikuti surat edaran Wali Kota.
“Sesuai dengan surat edaran Wali Kota Nomor 13 Tahun 2021 tentang PPKM level 3, pada level 3 sekolah itu disampaikan untuk bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Maka, mulai hari ini kita melaksanakan sekolah tetap muka,” ujarnya.
SD Wangkanapi menerapkan kebijakan pembelajaran tatap muka dengan sebagian siswanya tatap muka terbatas dan sebagiannya lagi belajar daring di rumah guna menghindari kerumunan di sekolah.
“Jadi ada tiga hari siswa belajar di sekolah dan tiga hari siswa belajar daring di rumah, sehingga jumlah siswa dibagi,” tambah Syalihin.
Dijelaskan juga oleh Syalihin, jumlah siswa di setiap kelas dibagi jadi dua sif, dimana sif pertama dan sif kedua masuk kelas dengan jadwal belajar yang berbeda.
“Sesuai dengan perjanjian dan persetujuan dengan orangtua murid, anak-anak yang masuk sekolah harus menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak,” terangnya.