PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34), ditemukan tewas di dalam rumah yang ia tumpangi pada Kamis, (24/8/23). Penemuan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena korban diketahui sebagai dosen yang baru berkarier selama tiga tahun di kampus tersebut.
Dilaporkan bahwa korban ditemukan meninggal dunia di dalam rumah yang ia tumpangi di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Saat itu, tubuh korban ditemukan tertutup di dalam kasur.
Menurut teman dekat korban, yang dikenal dengan inisial F, Wahyu Dian Silviani adalah seorang dosen yang memiliki reputasi baik dan tidak pernah terlihat memiliki masalah. F menyatakan bahwa dia berkomunikasi terakhir kali dengan korban melalui media sosial pada hari Minggu sebelumnya. Mereka bahkan masih berinteraksi hingga pukul 10.00 WIB pada hari sebelum kejadian.
F juga mengungkapkan bahwa korban sebenarnya merupakan pendatang dari luar Jawa, dan sedang menunggu rumahnya yang sedang direnovasi selesai. Sementara menunggu, korban tinggal di rumah F. Namun, dalam tiga minggu terakhir sebelum tragedi ini terjadi, korban memilih untuk menumpang di rumah teman lainnya.
Terdapat kecurigaan dari F dan temannya ketika korban tidak memberikan tanda-tanda keberadaannya. Mereka akhirnya mengunjungi rumah yang ditempati oleh korban. Setelah mendapati pintu rumah terkunci, mereka meminta bantuan warga setempat untuk membukanya.
“Pas dibuka ada bercak darah. Jenazahnya tertutup kasur lantai. Posisi rumah terkunci,” ujar F kepada awak media, Kamis (24/8/2023).
Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, memimpin proses penyelidikan kematian ini. Pihak kepolisian menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Dugaan masih dalam penyelidikan. Tapi ada tanda-tanda kekerasan,” ujar Sigit, Kamis.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Mas Said Solo, Ivan Rahmawan menyatakan bahwa korban adalah dosen baru di kampus tersebut, dengan masa kerja kurang dari tiga tahun.
Dia juga menekankan bahwa korban memiliki prestasi akademik yang baik dan baru-baru ini berhasil lolos seleksi beasiswa dengan nilai tertinggi dalam uji bahasa Inggris. (ad)