PONTIANAK INFORMASI, NASIONAL – Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza dilaporkan menjadi sasaran serangan pasukan Israel yang telah menyebabkan kehancuran dan menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk dua dokter yang mengalami luka-luka parah.
Menurut laporan dari Al Jazeera, rumah sakit ini diserang tanpa peringatan dan saat ini dikepung oleh pasukan Israel. Tim medis setempat melaporkan bahwa dua dokter mengalami luka-luka akibat serangan berulang, sementara staf rumah sakit meminta bantuan mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah.
Serangan Israel terhadap RS Indonesia dilaporkan telah menyebabkan kerusakan pada bagian bedah rumah sakit tersebut. WAFA, kantor berita Palestina yang dikutip oleh The National News, melaporkan bahwa rumah sakit diserang dengan peluru artileri dan rudal. Tentara Israel juga dilaporkan menembaki siapa pun yang bergerak di luar pintu rumah sakit.
Pengeboman disebut telah menyentuh bagian bedah khusus wanita dan melukai para dokter yang sedang melakukan operasi. Safwat al-Kahout, koresponden Al Jazeera di Jalur Gaza, menduga bahwa pasukan Israel kemungkinan akan mengulangi tindakan yang sama seperti yang dilakukan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa dan bahkan dapat menduduki RS Indonesia.
Belum ada tanggapan resmi dari militer Israel terkait laporan serangan ini. Aliran listrik di rumah sakit padam setelah generatornya terkena serangan, memaksa para tenaga medis untuk melakukan operasi sambil menggunakan sorotan lampu dari ponsel. Serangan terus berlanjut, dan laporan dari kantor berita WAFA menyebutkan bahwa serangan artileri Israel telah menyebabkan kerusakan pada lantai dua rumah sakit.
RS Indonesia di Jalur Gaza bagian utara adalah satu-satunya rumah sakit yang masih berusaha memberikan layanan medis di area Gaza City dan Gaza bagian utara, bersama dengan fasilitas medis yang lebih kecil. Selain merawat sekitar 150 pasien yang mengalami luka-luka dan memiliki 100 tenaga medis, RS Indonesia juga menjadi tempat berlindung bagi ribuan warga Gaza yang mencari perlindungan dari serangan Israel.
Direktur rumah sakit, Dr. Marwan Al Sultan, menyatakan bahwa sedikitnya ada 5.000 warga sipil yang berlindung di RS Indonesia. (ad)