PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Universitas Tanjungpura (Untan) bekerja sama dengan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menggelar Seminar Nasional dengan tema “Kolaborasi Para Pihak Dalam Mewujudkan Kalimantan Barat Sehat Dengan Pendekatan One Health” sebagai upaya menyikapi meningkatnya ancaman zoonosis di Kalimantan Barat.
Acara yang digelar di gedung Teater 1 Untan Pontianak pada Selasa kemarin ini merupakan puncak rangkaian kegiatan Hari Rabies Dunia 2023.
Ketua Panitia, Afghani Jayuska menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang akademis, tetapi juga langkah awal dalam berkomunikasi dan berkoordinasi antara berbagai pihak.
Sebelum seminar, telah diselenggarakan Talkshow mengenai rabies dan vaksinasi rabies untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Marius Marcellus TJ, yang mewakili Ketua YIARI, menekankan pentingnya pendekatan One Health. Konsep ini melibatkan berbagai sektor untuk menangani permasalahan yang muncul akibat interaksi antara lingkungan, manusia, dan hewan.
“One health tidak hanya digunakan dalam penularan penyakit, namun juga mengenai ketahanan pangan, resistensi antibiotic, perpindahan populasi manusia, polusi air serta udara dan sebagainya. Sehingga peran serta para pihak dalam mewujudkan Kalimantan Barat sehat merupakan tanggung jawab bersama,” kata Marius.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, M. Rustamaji, menjelaskan bahwa seminar ini bukan hanya ajang diskusi akademis tetapi juga langkah awal dalam komunikasi dan koordinasi antarpihak. Kalimantan Barat, sebagai provinsi terluas ke-3 di Indonesia, menghadapi tantangan serius terkait zoonosis, terutama rabies.
Rustamaji mengingatkan bahwa meskipun pada 2016 Kabupaten Ketapang menjadi lokasi percontohan untuk pencegahan dan pengendalian zoonosis, khususnya rabies, namun kasus rabies masih terjadi di Kalimantan Barat hingga saat ini. Dia menekankan peran penting pemangku kepentingan multi-sektoral dalam upaya pencegahan zoonosis untuk mewujudkan Kalbar sehat.
“Para pemangku kepentingan multi sektoral, termasuk Bapak Ibu sekalian yang hadir pada kesempatan ini, memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencegahan zoonosis, ataupun penyakit infeksius baru untuk mewujudkan Kalbar sehat,” kata Rustamaji.
Mewakili Plt Gubernur Kalimantan Barat, Asisten 1 Setda Provinsi Kalimantan Barat, Linda Purnama, mengungkapkan kekhawatirannya akan ancaman serius penyakit rabies di wilayah tersebut. Linda mencatat bahwa hingga awal Desember 2023, terdapat 5,249 kasus gigitan hewan dan 16 kematian akibat rabies di Kalimantan Barat. Oleh karena itu, perlu upaya serius dari pimpinan di kabupaten/kota untuk melakukan pencegahan, terutama di musim penghujan yang meningkatkan risiko penyakit demam berdarah.
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal komunikasi dan koordinasi para pihak dalam mewujudkan Kalimantan Barat Sehat dengan pendekatan One Health. Kegiatan berskala nasional ini bertujuan mencapai pemahaman, kesepakatan, dan komitmen bersama untuk melakukan pencegahan dan pengendalian zoonosis serta penyakit infeksius baru di Kalimantan Barat.