PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat (Kalbar), Rita Hastarita, berharap pembangunan sekolah baru ini yang dilakukan pihaknya dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kalbar.
Hal tersebut diutarakannya ketika mengumumkan rencana ambisius untuk membangun 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri baru pada tahun 2024. Proyek pembangunan ini akan difokuskan pada daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) guna meningkatkan akses pendidikan di provinsi tersebut.
Menurutnya, kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat kabupaten/kota serta perangkat desa dilakukan untuk memastikan bahwa keputusan lokasi pembangunan sekolah baru memperhatikan berbagai aspek, termasuk aksesibilitas dan kebutuhan masyarakat setempat.
“Kami tidak hanya berkonsentrasi pada pembangunan sekolah baru, tetapi juga memperhatikan lokasi yang dipilih akan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, terutama dalam hal akses pendidikan yang mudah dijangkau,” terang Rita, dikutip dari ANTARA, Jumat (10/5/2024).
Ia mengemukakan bahwa proses seleksi pembangunan sekolah baru dilakukan secara transparan dan berdasarkan data yang akurat.
“Dengan demikian, diharapkan pembangunan sekolah baru ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kalbar,” tuturnya.
Sebelumnya Rita mengatakan bahwa program tersebut bertujuan untuk meningkatkan sarana pendidikan yang ada di Kalbar, sehingga dipetakan beberapa lokasi pembangunan SMA/SMK negeri pada tahun ini.
“Setidaknya ada 10 sekolah baru yang kita bangun tahun ini, dimana sekolah tersebut akan diutamakan pembangunannya di daerah 3T,” kata Rita Hastarita.
Rita menjelaskan bahwa pada tahun 2023, pihaknya telah berhasil membangun 24 sekolah baru, dan untuk tahun ini, 10 sekolah baru direncanakan akan dibangun. Proses seleksi lokasi pembangunan dilakukan secara ketat, melibatkan pertimbangan kebutuhan pembangunan sekolah baru serta data terkait infrastruktur pendidikan dan demografi wilayah.
“Untuk membangun sekolah ini, kami telah menjalankan proses seleksi yang ketat, baik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” imbuhnya. (yd)