Dari Pontianak sendiri, lima barista turut ambil bagian. Salah satunya adalah Eric, yang membawakan kopi liberika khas Sambas sebagai bahan utama racikannya.

Eric mengungkapkan, pilihannya menggunakan liberika Sambas bukan tanpa alasan. Ia ingin memperkenalkan kopi Kalbar yang memiliki potensi besar di pasar nasional maupun internasional.

“Saya bawain beans Sambas, dari Kalbar sendiri,” ungkap Eric usai mengikuti kompetisi.

“saya mau mengangkat kopi asli dari

Kalimantan Barat. Saya tidak mau kita sampai terlupakan kalau di Kalimantan Barat sendiri punya potensi untuk mengembangkan tanaman kopi Liberica ini. Itu alasan saya,” tambahnya.

Dalam kompetisi tersebut, Eric memadukan liberika Sambas dengan arabika asal Jawa Barat. Menurutnya, arabika Jawa Barat cenderung manis dan memiliki aroma buah yang khas.

“Jadi saya campur tadi blend dengan beans dari Jawa Barat. Kalau daerah Jawa itu beansnya cenderung manis dan banyak bau buahnya. Jadi after taste yang disajikan ke juri kalau panas itu ada bau strawberry, red apple.

Kemudian saat sudah agak sedikit turun temperaturnya, kalian bisa temukan manisnya manis tebu. Kemudian ada bau-bau cempedak dan rasa rambutan,”jelasnya.

Eric menyebutkan saat ini jumlah pohon liberika di Sambas masih terbatas dan bibit dari pemerintah baru mulai disalurkan tahun ini. Meskipun demikian ia optimistis produktivitasnya bisa meningkat dengan pendampingan yang tepat.

“Karena jumlahnya masih sedikit, nilai jualnya tinggi. Harapannya ke depan, kopi liberika Sambas bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Kalbar,” ujarnya.

Kompetisi ini merupakan kali pertama diikuti oleh Eric. Ia berharap, ajang seperti Khatulistiwa Coffee Event dapat menjadi ruang edukasi bagi masyarakat agar mengenal ragam kopi di luar tren kopi susu kekinian.

“di Pontianak ini, orang cuma taunya kopi kekenian aja. Kopi susu aja, kita ingin memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat kota Pontianak kalau kopi (brew) itu nggak cuman pahit, bisa manis,” ujarnya.

Event ini bagus untuk memotivasi barista, pecinta kopi, dan petani agar terus berkembang,” pungkasnya.

The post Barista Pontianak Ikuti Kompetisi Manual Brew, Angkat Citra Kopi Liberika Sambas appeared first on Pontianak Informasi.

Peresmian berlangsung meriah dan turut dihadiri langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, yang memimpin prosesi pembukaan secara simbolis melalui pemotongan pita dan penanaman pohon di area depan kafe. Ia menyambut baik kehadiran cabang baru ini sebagai bagian dari perkembangan kota. “Dengan adanya sarana prasarana seperti ini, bisa menjadi nilai plus di mata orang lokal dan pendatang,” ujar Edi.

Pembangunan Haruna cabang Perdana memakan waktu delapan bulan sebelum akhirnya siap dibuka untuk umum. Dengan konsep ruang yang lebih luas dan desain interior modern namun tetap cozy, Haruna Perdana ditargetkan menjadi tempat nongkrong favorit baru bagi anak muda, komunitas, hingga keluarga.

Selain menjadi destinasi kuliner dan gaya hidup, cabang ketiga ini juga berkontribusi dalam pemberdayaan tenaga kerja. Saat ini, total karyawan Haruna cabang Perdana sudah mencapai lebih dari 50 orang, dengan sebagian besar merupakan anak muda lokal.

Dengan pembukaan Haruna Perdana, pihak manajemen berharap kafe ini dapat terus berkembang, menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Pontianak, serta membuka lebih banyak peluang usaha dan lapangan kerja di masa mendatang.

The post Haruna Buka Cabang Ketiga di Pontianak, Walikota Hadiri Peresmian appeared first on Pontianak Informasi.

Menariknya, sang pemilik yang juga mantan personel boy band SM*SH, Rafael, turun langsung menyapa para pengunjung Pontianak dan sekitarnya, dengan racikan seblaknya yang terkenal pedas gurih.

Antrean panjang tampak mengular sejak di bukanya festival kuliner ini. Banyak pengunjung yang tak hanya ingin mencicipi, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana seblak dengan isian melimpah ini diracik secara langsung oleh Rafael.

“Luar biasa, karena mungkin ini pertama kalinya Seblak Mamang Rafael hadir di Pontianak, jadi semua pada excited pengen cobain,” ujar Rafael disela-sela melayani pembeli, Jumat (4/7/25).

Rafael juga menjelaskan bahwa seblak yang ia jual berbeda dari kebanyakan seblak kekinian. Seblak yang dijualnya adalah seblak autentik.

“Yang unik dari seblak rafael ini adalah seblak autentik, yang pertama kali seblak itu wujudnya kayak seblak yng aku jual sekarang. Mungkin udah jarang ditemui sekarang, seblak juga sekarang banyak yang udah prasmanan yang pakai kuah. Yang aku jual ini seblak autentik,”jelasnya.

Dalam festival kuliner ini Rafael mengatakan dirinya akan turut memasak untuk pengunjung selama tiga hari. “Saya kalau jualan bazar ini memang selalu ikut langsung, sampai tiga hari disini,”katanya.

Seblak Mamang Rafael hadir sebagai bagian dari lebih dari 30 tenant kuliner yang meramaikan festival yang digelar mulai 4 hingga 13 Juli 2025 di area taman terbuka D’Terrace, lantai 1 Gaia Bumi Raya City.

Meski mengusung tema kuliner Thailand, festival ini juga menghadirkan berbagai hidangan khas Asia lainnya, termasuk makanan viral dan kekinian.

Kolaborasi antara Gaia Bumi Raya City dan Jangkrik Kuliner ini menjadi ajang bagi masyarakat Kalbar untuk menikmati pengalaman kuliner internasional dan lokal dalam satu tempat.

The post Mamang Rafael Jualan Seblak di Festival Taste of Thai & Friends Pontianak appeared first on Pontianak Informasi.

‘Rumah Kemasan’ yang dibangun oleh Pemkot Pontianak lewat Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) ini menjadi jawaban bagi UMKM yang membutuhkan jasa pengemasan gratis, bahkan dimulai dari proses desain produk.

“Diperuntukan bagi pengusaha UMKM terutama kuliner, tapi bisa juga untuk keperluan yang lain. Bagi pengusaha pemula dapat mengemas produknya di sini dengan gratis,” terangnya usai peresmian, didampingi Wakil Wali Kota Bahasan.

Dengan adanya Rumah Kemasan, diharapkan penjualan produk UMKM meningkat sehingga perekonomian pun tumbuh. Belum sampai sini saja, Edi berencana akan membangun rumah kemasan lainnya di setiap kecamatan di Kota Pontianak.

“Apabila pengusaha UMKM di Pontianak antusias, kita ingin membentuk lagi di kecamatan lain seperti di Kecamatan Pontianak Timur, Utara dan Barat,” paparnya.

Sementra itu, Kepala Diskumdag Kota Pontianak, Ibrahim memaparkan, pihaknya memberikan beberapa syarat bagi pendaftar. Di antaranya kualitas produk, higienitas maupun tes kehalalan.

Adapun fasilitas yang diberikan selain itu adalah konsultasi pengemasan merk yang menarik. Beberapa media kemasan yang disediakan seperti pouch (kantong), cup (cangkir) dan karung.

“Sejak diresmikan oleh Pak Wali maka rumah kemasan ini telah beroperasi,” ujarnya.

Bagi warga yang ingin mendaftar terlebih dahulu dapat mengakses laman website pakontis.pontianak.go.id kemudian mengisi form digital yang disediakan.

“Pak Ontis ini singkatan dari Packaging Kemasan Online Gratis. Setelah mendaftar di sana akan mendapat pelayanan langsung dari jajaran Diskumdag,” tutupnya.

The post Wali Kota Edi Resmikan Rumah Kemasan, UMKM Bisa Desain dan Kemas Produk Gratis appeared first on Pontianak Informasi.

McDonald’s Bumbiraya ini merupakan gerai ke dua di Kalimantan Barat, gerai pertamanya dibuka di Kota Singkawang, Kalbar pada tahun 2024.

“Kita buka mulai hari ini, McDonald’s Bumi raya adalah McDonald’s kedua di Kalimantan Barat, di mana tahun 2024 kita sudah buka di Singkawang,” ungkap Yunus Sharon selaku Associate Director of Operations PT Rekso Nasional Food.

Yunus mengatakan kehadiran McDonald’s di Kalbar khususnya Kubu Raya bukan hanya membawa layanan makanan cepat saji, tetapi juga gaya hidup baru yang diharapkan mampu berdampak positif pada ekonomi daerah.

“Kami datang bukan hanya untuk berbisnis, tapi juga ingin mendukung pemerintah daerah dalam menggerakkan ekonomi lokal. Salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Yang menarik dari gerai McDonald’s Bumi Raya adalah desain bangunannya yang terinspirasi dari budaya lokal, yakni rumah betang Dayak. Hal ini dijelaskan oleh Ratna Wirahadikusumah, Director of Store Development Group PT Rekso Nasional Food.

“Kekayaan budaya lokal Indonesia sangat beragam, dan kami ingin mengapresiasi itu setiap kali hadir di daerah baru. Di Bumi Raya ini, bangunan McDonald’s terinspirasi dari rumah betang Dayak,” ungkapnya saat konferensi pers.

“Terus kemudian ada juga motif-motif yang kalau dilihat nih dari eksterialnya itu, itu dari burung, katanya burung egrang,” tambahnya.

Walau tampil dengan nuansa lokal dari sisi eksterior, Ratna memastikan kenyamanan dan pengalaman konsumen tetap seragam dengan gerai McDonald’s lainnya di seluruh Indonesia.

“Kalau dari interior sih sama ya. Jadi, yang tadi kenyamanan, experience itu harusnya sama di semua tempat. Jadi, kalau dilihat yang ada di Jakarta juga sama, seperti ini, yang ada di tempat lain juga sama,” ungkapnya.

Ratna juga mengungkapkan bahwa gerai ini dirancang fleksibel dan kemungkinan akan beroperasi 24 jam, menyesuaikan dengan regulasi pemerintah daerah setempat.

“udah-mudahan insya Allah 24 jam. Lihat situasi-situasi dan regulasi pemerintah, itu yang penting. Kita harus lens sama regulasi pemerintah,” katanya.

Dengan mengusung konsep lokal dan fasilitas modern, McDonald’s Bumi Raya diharapkan tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga ruang berkumpul yang nyaman dan menarik bagi masyarakat Kalbar.

The post McDonald’s di Kubu Raya Dibuka, Desain Bangunan Terinspirasi dari Rumah Betang Dayak appeared first on Pontianak Informasi.

Kompetisi ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konsumsi produk halal, khususnya di sektor makanan dan minuman yang menjadi salah satu pilar utama ekonomi syariah nasional. Salah satu ketentuan utama lomba adalah penggunaan bahan dan produk bersertifikat halal dalam seluruh proses memasak.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, S.Sos., M.Si., bersama Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Abidin Abdul Haris. Dalam sambutannya, keduanya menekankan pentingnya peran generasi muda, pelaku usaha, dan institusi pendidikan dalam memperkuat rantai nilai halal nasional.

Tahun ini, Halal Chef Competition diikuti oleh 40 peserta dari berbagai latar belakang:

9 peserta dari pondok pesantren di wilayah Pontianak dan Kubu Raya
14 peserta profesional, terdiri dari chef restoran, pengusaha katering, dan pengajar sekolah kuliner
17 peserta pelajar dan mahasiswa, dari SMK serta perguruan tinggi tata boga/kuliner
Para peserta diwajibkan menggunakan bahan makanan dan produk kemasan bersertifikat halal, sebagai bentuk edukasi sekaligus promosi sertifikasi halal di sektor UMKM kuliner. Penjurian dilakukan oleh para profesional kuliner, akademisi, dan perwakilan lembaga sertifikasi halal.

Daftar Pemenang Halal Chef Competition 2025:

Kategori Pondok Pesantren

Juara 1: Islandi – Rumah Qur’an Al Hijrah
Juara 2: Mu’tashim Billah – Ponpes Mu’tashim Billah
Juara 3: Elis Supriati – Ponpes Hidayatullah
Juara Favorit: Lilis Santia – Pondok Qur’an Ismuhu Yahya
Kategori Pelajar/Mahasiswa

Juara 1: Nur Intan Putri Maharani – Tristar Culinary Institute
Juara 2: Brayan – SMKN 5 Pontianak
Juara 3: Muhammad Fadli Al Mahrib – SMKN 5 Pontianak
Juara Favorit: Adam Maulana – SMKN 5 Pontianak
Kategori Profesional

Juara 1: Jimmy Arrazaq – Senscape
Juara 2: Eko Hendrawan – Zahra Catering
Juara 3: Elpidius Ricky – Tristar Culinary Institute
Juara Favorit: Rumli – Lumen Cafe & Eatery
Total hadiah senilai Rp20 juta diserahkan kepada para pemenang. Selain itu, para juara akan dikurasi untuk mewakili Kalimantan Barat dalam ajang Halal Chef Competition Tingkat Regional FESyar KTI 2025 pada 30 Agustus mendatang. Pemenang tingkat regional nantinya akan melaju ke Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC) 2025 yang digelar di Jakarta dalam rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) pada Oktober 2025.

Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan halal value chain, khususnya di sektor makanan dan minuman. Ekosistem halal diharapkan tidak hanya kompetitif secara global, namun juga berkelanjutan, berkualitas, dan membawa keberkahan bagi seluruh lapisan masyarakat.

The post Bank Indonesia Kalimantan Barat Gelar Halal Chef Competition 2025, Dorong Penguatan Ekosistem Halal Food appeared first on Pontianak Informasi.

Kegiatan ini berlangsung di cabang Optik Pontianak Jl. Pancasila, mulai pukul 12.30 WIB, dan rencananya akan menjadi program rutin yang dijalankan oleh pihak Optik Pontianak yang dilakukan pada Jumat, 12 Juni 2025.

Program bertajuk “Pontianak Bebas Lapar” ini menjadi salah satu bentuk komitmen sosial dari Optik Pontianak untuk ikut serta dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, yang tampak antusias dengan kehadiran agenda tersebut.

Founder Optik Pontianak, Emon, mengungkapkan bahwa inisiatif seperti ini sebenarnya telah lama dilakukan, namun sebelumnya tidak dipublikasikan secara luas.

“Agenda ini sudah lakukan sejak lama, namun sengaja tidak kita ekspos sekitar 10-15 tahun lalu kita sudah lakukan kegiatan kita ini, tapi dengan tanda kutip sesuai dengan kemampuan saya saat itu saya tidak open donasi juga, seiring berjalannya waktu Allah SWT kasi rezeki menurut saya lebih ada baiknya kita lakukan berbagi dengan banyak orang lagi, salah satu contohnya hari ini kita kolaborasi dengan tim dari Pontianak Informasi kita pengen melibatkan banyak orang lagi,” ungkap Emon.
Lebih lanjut, Emon berharap kegiatan sosial ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat aktif dalam aksi kebaikan serupa.

“Kita pengen event seperti ini berkelanjutan dan berkesinambungan yang melibatkan banyak pihak dan masyarakat lagi, karena hal kecil itu sebenarnya dampaknya besar, mungkin bagi kita beli satu makanan itu mudah namun bagi mereka seperti yang kita lihat tadi mereka rela antri berjam-jam kita pembagian jam 12.30 tapi mereka rela antri dari jam 09.00,” tambahnya.

Agenda sosial ini menjadi bentuk nyata solidaritas dan perhatian terhadap sesama, terutama mereka yang berada dalam kondisi ekonomi sulit. Keterlibatan berbagai komunitas diharapkan dapat memperkuat gerakan aksi kebaikan ini di Kota Pontianak.

The post Optik Pontianak X Pontianak Informasi Gaungkan Semangat Berbagi Lewat Program “Pontianak Bebas Lapar” appeared first on Pontianak Informasi.

Sungkui biasanya disajikan dalam acara penting seperti Idul Fitri, pernikahan, syukuran, atau khitanan. Nasi putih pulen menjadi elemen utamanya, dipadukan dengan lauk-pauk seperti ayam masak kuning, telur rebus, serundeng, dan sambal. Semua dibungkus rapi, menghadirkan rasa yang sederhana namun hangat di hati.

Yang menjadikan sungkui istimewa bukan hanya rasanya, tapi proses pembuatannya yang mengandalkan gotong royong. Membungkus sungkui bersama-sama menjadi momen menjalin kebersamaan, baik dalam keluarga maupun lingkungan. Tradisi ini memperkuat nilai kekeluargaan dan rasa syukur.

Penyajiannya pun unik. Sungkui disajikan secara komunal, dinikmati bersama di atas daun pisang atau piring besar. Hal ini mencerminkan filosofi bahwa makan bukan hanya aktivitas fisik, tapi juga sosial dan emosional.

Dalam era modern, sungkui tetap lestari sebagai identitas budaya Sanggau. Ia bukan hanya kuliner, tapi bagian dari cerita, sejarah, dan nilai kehidupan. Menikmati sungkui berarti mencicipi rasa sekaligus makna dari sebuah tradisi yang hangat dan mengakar.

Jika suatu hari kamu berkunjung ke Sanggau, jangan lewatkan untuk mencicipi sungkui. Sepiring kelezatan yang menyimpan sejuta cerita.

The post Sungkui: Kuliner Khas Sanggau yang Sarat Tradisi appeared first on Pontianak Informasi.

Keberadaan PKL di sekitar Taman Auditorium UNTAN sebelumnya menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Kini, area Taman Auditorium UNTAN telah berubah menjadi ruang publik yang lebih bersih, tertib, dan nyaman bagi mahasiswa serta masyarakat umum. Penataan ini juga sejalan dengan pengembangan ekosistem kampus berbasis ekonomi hijau dan digital yang dicanangkan oleh UNTAN.

Relokasi tersebut berada di depan Bank Kalbar, tepatnya di samping Sekretariat BEM UNTAN. Terdapat dua koperasi yang mengelola Pedagang Kaki Lima yang bekerja sama dengan UNTAN, beranggotakan 60 pedagang.

Salah satu pedagang, Ibu Yesi, menyampaikan, “Saya merasa lebih baik kita masuk ke dalam ruang lingkup yang telah disediakan oleh pemerintah dan pihak UNTAN. Artinya, legalitasnya jelas. Kalau kemarin di luar, kita masih ngambang. Kadang-kadang ada keributan, kita tidak jualan, lari. Ada penertiban, tutup, kita tidak bisa jualan. Tapi kalau di sini, dengan adanya penertiban, kita senang.”
Beliau menambahkan, “Alhamdulillah, di sini sudah mulai pelanggan-pelanggan tahu kalau di sini ada kuliner dengan berbagai menu yang tersedia banyak. Jadi saya sangat senang ada pemindahan lapak UMKM di sini.”

Sementara itu, Faridh, salah satu pengunjung Taman Auditorium, mengungkapkan, “Sebelumnya saya sudah sering berkunjung di taman audit ini. Menurut saya, tindakan ini cukup baik karena yang kita tahu di sini kan area pendidikan punya UNTAN. Mungkin pihak terkait bisa dibantu juga bapak-ibu PKL ini, pokoknya jangan sampai ada pihak yang dirugikan. Pokoknya langkah yang baguslah dengan adanya pemindahan lapak bapak-ibu PKL.” Saat diwawancarai pada (05/06/2025) di Taman Auditorium UNTAN.

Langkah relokasi ini merupakan bagian dari upaya UNTAN dalam mengembangkan ekosistem kampus berbasis ekonomi hijau dan digital, serta menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan akademik dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

The post Relokasi UMKM PKL UNTAN: Langkah Strategis Menuju Kampus Tertib dan Ramah Lingkungan appeared first on Pontianak Informasi.

Ce Hun Tiau adalah hidangan pencuci mulut yang kaya akan nuansa Tionghoa. Terbuat dari tepung sagu, hidangan ini disajikan dengan kacang merah, ketan hitam, cincau, dan santan yang kental. Rasa manis dan gurihnya menciptakan perpaduan yang sempurna, menjadikannya favorit di kalangan masyarakat Pontianak. Keistimewaan dari Ce Hun Tiau terletak pada tekstur lembut kacang merah yang hampir meleleh di mulut.

Di sisi lain, Es Bongko, atau yang biasa disebut Ati Pari, merupakan minuman es yang juga berasal dari Pontianak. Awalnya hanya berisi kue Bongko, kini Es Bongko sering ditambahkan bahan pelengkap seperti potongan nangka, sagu mutiara, dan cincau. Disajikan dengan kuah santan dan gula merah, Es Bongko memberikan sensasi manis dan gurih yang menggugah selera.

Kedua hidangan ini tidak hanya menyajikan cita rasa yang lezat, tetapi juga mengangkat potensi wisata kuliner di Pontianak. Melalui eksplorasi kuliner ini, diharapkan masyarakat semakin mengenal dan melestarikan makanan tradisional yang menjadi identitas Kota Khatulistiwa.

Dengan meningkatnya minat wisatawan terhadap kuliner lokal, Ce Hun Tiau dan Es Bongko berpotensi menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin merasakan keunikan rasa Pontianak. Upaya untuk mempromosikan dan memperkenalkan kedua hidangan ini diharapkan dapat mengembangkan sektor pariwisata kuliner di Indonesia.

The post Eksplorasi Es Tradisional Khas Pontianak: Ce Hun Tiau dan Es Bongko appeared first on Pontianak Informasi.