Xi Jinping (Sumber Foto : britannica.com)
PONTIANAK INFORMASI, Internasional – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai kecaman keras dari China setelah mengeluarkan kebijakan kontroversial yang melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing, terutama yang berasal dari China. Langkah ini dianggap sebagai bentuk politisasi kerja sama pendidikan yang merusak hubungan bilateral kedua negara.
Kebijakan tersebut diumumkan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, yang menyatakan bahwa Harvard dianggap telah menciptakan lingkungan kampus yang tidak aman dengan mengizinkan agitator anti-Amerika dan pro-teroris, serta berkoordinasi dengan Partai Komunis China. Akibatnya, mahasiswa asing yang saat ini belajar di Harvard, termasuk ribuan mahasiswa China, diwajibkan pindah ke universitas lain atau kehilangan status hukum mereka di AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengecam keras kebijakan tersebut. Ia menegaskan bahwa China secara konsisten menentang politisasi kerja sama pendidikan dan menganggap tindakan Trump sebagai upaya yang merusak citra dan kredibilitas internasional Amerika Serikat. Mao menyebut langkah itu sebagai bentuk politisasi yang tidak seharusnya terjadi di institusi pendidikan yang seharusnya menjadi tempat pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya.
Harvard Tolak Kebijakan AS
Harvard sendiri menolak kebijakan pemerintah AS tersebut dan menyatakan akan menggugat langkah itu karena dianggap ilegal dan merugikan komunitas akademik serta mahasiswa internasional. Pihak universitas menegaskan komitmennya untuk terus menerima mahasiswa dan akademisi dari lebih 140 negara, yang memberikan kontribusi besar terhadap kualitas pendidikan dan penelitian di kampus tersebut.
Kebijakan ini juga memicu kekhawatiran di kalangan mahasiswa China di Harvard yang kini bingung dan cemas akan masa depan studi dan status visa mereka. Beberapa mahasiswa bahkan merasa menjadi sasaran diskriminasi yang lebih spesifik dibanding kelompok lain.
Situasi ini menandai puncak ketegangan yang meningkat antara AS dan China, khususnya dalam bidang pendidikan dan pertukaran pelajar internasional. China memperingatkan bahwa langkah Trump tidak hanya merugikan mahasiswa dan institusi pendidikan, tetapi juga akan berdampak negatif pada reputasi dan posisi Amerika Serikat di kancah global.
Kebijakan ini menjadi sorotan dunia karena Harvard merupakan salah satu universitas paling bergengsi di dunia dengan mahasiswa internasional yang mencapai hampir 27 persen dari total pendaftarannya, di mana mahasiswa China menjadi kelompok terbesar. Keputusan Trump ini dipandang sebagai eskalasi baru dalam perseteruan politik dan ekonomi antara dua negara adidaya tersebut.
