PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan alasan banjir yang kerap menggenang di sejumlah daerah di Kalimantan terjadi dalam waktu yang cukup panjang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kondisi sungai di Kalimantan sangat berbeda dengan daerah lainnya. Sungai di Kalimantan umumnya sangat panjang hingga ribuan kilometer dan berkelok-kelok.
Namun, panjangnya sungai di Kalimantan, kata dia, tidak disertai dengan perbedaan ketinggian hulu dan hilir sungai yang signifikan. Di mana beda ketinggian pada umumnya tidak lebih dari 20 meter.
“Sehingga kalau curah hujan di hulu tinggi, disusul pasang di hilir, maka relatif air ini tidak bergerak,” ujarnya dalam acara Disaster Briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (12/12/2023).
Aam menyebutkan genangan yang relatif lama terjadi juga disebabkan oleh kurangnya daya tampung, jika di sepanjang DAS terjadi pengendapan atau sedimentasi.
Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, dalam waktu seminggu terakhir banjir telah terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat yakni Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Ketapang.
Di Kabupaten Kapuas Hulu, sebanyak 25.263 jiwa dengan 8.320 kepala keluarga terdampak banjir. Banjir juga merendam sekitar 1.110 rumah penduduk serta 128 fasilitas umum yang tersebar di 30 desa dan dua kelurahan di tujuh kecamatan wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
Sementara di Kabupaten Ketapang, banjir berdampak kepada 6.603 warga. Bahkan, sejumlah wilayah di Kabupaten Ketapang seperti Nanga Tayap, Sandai, Hulu Sungai, Tumbang Titi, Sungai Laur, dan Muara Pawan tergenang banjir tinggi muka air mencapai 200cm.
Untuk itu, Aam mengingatkan kepada masyarakat, terutama yang berada di sekitar DAS di Kalimantan agar berhati-hati dan siaga terhadap ancaman banjir yang bisa datang sewaktu-waktu. (ad)