PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menggelar Festival Buah dan Florikultura pada 15 November hingga 19 November 2023, di halaman Ayani Megamal, Kota Pontianak. Festival tersebut bertujuan meningkatkan value dari produk lokal dan florikultura khas Kalbar.
Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian RI, Liferdi Lukman dan Pj Gubernur Kalbar, Harisson ditandai dengan menekan tombol sirine. Di festival ini, ratusan buah lokal dan ribuan jenis tanaman hias dipamerkan.
Pj Gubernur Kalbar, Harisson mengatakan Kalbar yang berjuluk Rimba dan Budaya itu memiliki beragam jenis buah-buahan lokal. Maka itu perlu dieksplor dikenalkan ke masyarakat baik di daerah maupun luar daerah.
“Dikembangkan, dibudidayakan, dikenalkan ke masyarakat internasional. Dengan memperkenalkan begini daya jualnya akan lebih tinggi dan akan meningkatkan pendapatan petani atau pekebun,” katanya, Kamis (17/11/2023).
Harisson mengatakan, Kalbar memiliki banyak sekali ikon buah yang dikenal di beberapa daerah. Misalnya buah durian, kemudian buah alpukat Singkawang, jeruk Sambas dan langsat Punggur atau dikenal duku.
“Ini sebenarnya bisa menjadi ikonnya Kalbar,” ungkapnya.
Harisson menyatakan, pemerintah juga akan berupaya agar hasil-hasil buah di Kalbar dapat diekspor ke negara lain maupun daerah di luar Kalbar. Hal ini diperkirakan tetap dengan harga jual yang bagus.
“Kita berupaya menjalankan prosedur sesuai dengan peraturan dan bagaimana prosedur kita mengekspor menjual ke daerah atau ke negara lain, agar harganya tetap bagus,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian RI, Liferdi Lukman mengatakan bahwa, Kalbar memiliki sumber plasma terbesar di Indonesia. Sehingga menjadi tempat yang mumpuni untuk pengembangan buah khas Kalbar, misalnya durian. Tak sedikit jenis durian dapat dihasilkan di Bumi Khatulistiwa ini.
“Ada 50 jenis durian itu ada di Kalbar, oleh karena itu potensi genetik yang luar biasa di Kalbar ini perlu kita gali kemudian kita kembangkan. Kita hadir untuk mendorong dan mendukung potensi daerah yang dimiliki Kalbar ini,” kata Lukman.
Dia mengungkapkan, kunci untuk mendongkrak potensi buah-buahan lokal yang tak hanya durian itu, dengan cara mengonsep pengembangan buah lokal ini mulai dari hulu hingga ke hilirnya.
“Misalnya durian, ada festival durian yang hasilnya nanti kita kembangkan. Mulai dari perbenihannya. Kita siapkan industri perbenihan sekelas masif dan kita kembangkan durian yang terbaik ini, kemudian kita siapkan blok fondasinya sebagai sumber perbenihan,” jelasnya.
Terkait durian Kalbar ini, kementerian juga sudah mencoba mendatangkan para konsumen dan investor. Mereka lebih menyukai durian asli Indonesia ketimbang durian-durian dari Thailand dan Malaysia. Berdasarkan penelitian, pasar negara lain memiliki ciri khas rasa tersendiri.
“Jadi, kalau misalnya pasarnya Cina, mereka suka durian yang manis tapi ada pahit-pahitnya, mungkin kalau di Jakarta itu cuma cukupnya manis saja. Tapi misalnya kalau pasarnya Jepang, mereka alergi dengan aroma, Eropa alergi dengan aroma. Jadi, oleh karena itu, di Kalbar ini juga punya durian yang tidak beraroma,” tandasnya. (ap)