PONTIANAK INFORMASI, LOKAL – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menjadi narasumber dalam Dies Natalies ke-61 Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri), Palembang, Rabu (4/10/2023). Kegiatan bertemakan “Menjalin Kebersamaan Menuju Keunggulan di Tingkat ASEAN”.
Kedatangan Harisson disambut hangat oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Syarif Husin beserta Jajarannya. Hal ini lantaran Harisson merupakan alumni dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang membesarkan namanya.
“Melalui mimbar terhormat ini, Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Rektor, dekan, seluruh pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, yang telah memberikan kehormatan untuk menyampaikan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke 61, almamater kebanggaan saya ini,” katanya.
Di kampus itu, Harisson mengaku dipersiapkan dan dibentuk tidak hanya sebagai cendekiawan yang berprofesi sebagai tenaga bidang kesehatan, tetapi juga sebagai kader pemimpin bangsa yang saat ini turut ambil bagian dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
Dalam aspek pendidikan, Harisson menjelaskan seyogyanya konsep pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam RPJMN 2020-2024 disusun berdasarkan tiga pilar, yaitu: layanan dasar dan perlindungan sosial; produktivitas serta pembangunan karakter.
Layanan dasar dan Perlindungan Sosial, mencakup pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, kualitas anak, perempuan, dan pemuda, pengentasan kemiskinan, serta tata kelola kependudukan.
Produktivitas mencakup pendidikan dan pelatihan vokasi, pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi, dan prestasi olahraga.
Sedangkan pembangunan karakter mencakup revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila, pemajuan dan pelestarian kebudayaan, memperkuat moderasi beragama; serta budaya literasi, inovasi, dan kreativitas.
“Ketiga pilar yang mendasari konsep pembangunan manusia diharapkan dapat melahirkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan,” katanya.
Pembangunan SDM diarahkan pada upaya membangun SDM yang memiliki mental pekerja keras, dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengundang talenta-talenta global untuk bekerja bersama.
Optimalisasi kerja sama dengan industri menjadi penting dan penggunaan teknologi juga menjadi suatu keharusan untuk memperluas jangkauan hingga ke seluruh pelosok negeri.
Pembangunan SDM yang unggul adalah bagian dari proses dan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Saat ini Indonesia menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju.
“Tantangan menjadi lebih berat karena saat ini berada di era VUCA yaitu volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity,” kata Harisson.
SDM unggul terangnya, mampu beradaptasi, menerima dan merangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Di samping itu, juga mampu memahami sekaligus melaksanakan tugas pekerjaannya secara tuntas dan berkualitas dengan visi kerja yang jelas dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian
“Saat ini kita berada pada kondisi global dengan perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kompleks. Hanya melalui SDM unggul kita akan mampu menghadapi era ini dan mampu berkompetisi dengan bangsa–bangsa lain,” tuntasnya. (ap)