
Pedagang Lemang, Iwan saat produksi di kediamannya jalan H Rais A Rachman, Gang Selamat, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak. (Dok. PIFA/Lydia Salsabila)
PONTIANAKINFORMASI.CO.ID, LOKAL – Lemang merupakan salah satu kuliner khas Pontianak yang selalu dicari pada saat bulan suci Ramadhan. Makanan ini memiliki cita rasa yang gurih dan berlemak, sehingga tak heran menjadi favorit banyak orang sebagai menu berbuka puasa.
Di Kota Khatulistia-julukan Pontianak, ada begitu banyak tempat pembuat lemang, salah satunya milik Iwan yang berlokasi di jalan H Rais A Rachman, Gang Selamat, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak. Ditemui ditempat produksinya, Iwan mengatakan, selama Ramadhan, pembuatan lemang mengalami peningkatan. Pada hari biasa memproduksi sekitar 30 sampai 40 lemang, tetapi saat ramadhan bisa mencapai 200 lemang.
“Alhamdulillah kalau Ramadhan ini banyak pesan. Apalagi kalau tiga hari terakhir menjelang idul fitri bisa tiga kali lipat,” ujarnya, Rabu (5/3/2025).
Produksi lemang ini telah dijalaninya selama 35 tahun. Menariknya, pembeli tidak hanya berasal dari kalangan Muslim, tetapi juga dari kalangan non-Muslim yang tertarik dengan cita rasanya yang khas.
“Bukan hanya untuk umat muslim, tetapi non muslim juga ikut menikmati. Berkahnya luar biasa,” ungkapnya.
Untuk membuat lemang ini membutuhkan proses yang begitu panjang. Pertama mempersiapkan bambu yang dipasok dari daerah Ambawang dan Bengkayang. Setelah bambu dibersihkan, lalu memasukan daun pisang kedalam bambu.
Selanjutnya masukan beras ketan yang sebelumnya telah dicuci bersih ke dalam bambu. Lalu tuang santan di dalam bambu, kemudian di bakar kurang lebih tiga jam.
“dan api untuk memanggang tersebut juga harus bagus, sehingga tingkat kematangannya bagus dan merata,” kata Iwan
Iwan mengatakan produksi lemang buatannya ini dijual di pasar-pasar tradisional, seperti di kawasan Pasar Flamboyan Pontianak, Parit Haji Husin, dan Sungai Raya Dalam.
Untuk harganya, satu lemang ukuran paling kecil Rp 35.000 dan ukuran paling besar Rp 45.000, yang dijual ke pengecer, kemudian dijual lagi kepada masyarakat.
Soal rasa, Iwan menjamin lemang buatannya itu memiliki cita rasa uang berbeda dibanding penjual lainnya.
“Salah satu khas lemang yang saya bikin yakni rasanya yang gurih dan lemak santannya sangat terasa, sehingga penikmat kuliner lemang akan ketagihan untuk menikmatinya kembali,” tukasnya.