PONTIANAK INFORMASI, PONTIANAK – Sebanyak Ratusan Siswa mengikuti program Gerakan Nasional Aksi Bergizi Tahun 2022 yang diadakan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar di sekolah SMA Negeri 1 Kota Pontianak, Rabu, 26 Oktober 2022.
Kegiatan tersebut di hadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Kalimantan Barat, Kepala Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Prov. Kalimantan Barat, Ketua Tim Penggerak PKK Prov. Kalimantan Barat, Kepala SMA Negeri 1 Pontianak.
Asisten Sekertaris Daerah Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kalbar, Dra. Hj. Linda Purnama, M.Si menjelaskan, Gizi baik merupakan fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas karena berkaitan erat dengan peningkatan kapasitas belajar, kemampuan kognitif dan intelektual seseorang. Gizi baik juga merupakan penanda keberhasilan pembangunan dan terpenuhinya hak azasi manusia terhadap pangan dan kesehatan.
“Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukan bahwa 29,8% Balita Indonesia mengalami stunting. Anak-anak yang mengalami masalah gizi tersebut memiliki resiko 11,6 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian dibanding anak-anak yang memiliki status gizi baik. Adapun jika anak-anak dengan masalah gizi tersebut mampu bertahan tetapi akan beresiko untuk mengalami masalah pertumbuhan, perkembangan dan masalah kesehatan lainnya di sepanjang tahap kehidupannya,” jelasnya.
Selain itu, masalah kekurangan zat gizi mikro masih mendominasi permasalahan gizi di Indonesia yang ditunjukan dengan semakin meningkatnya prevalensi. anemia pada ibu hamil dari 37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018. Ibu hamil yang mengalami anemia beresiko tinggi untuk melahirkan bayi premature, bayi dengan berat lahir rendah juga mengalami kematian.
Saya berharap dengan Gerakan Nasional Aksi Bergizi sebagai upaya pencegahan stunting melalui Gerakan Remaja Putri Minum Tablet Tambah Darah (TTD), dapat membudayakan aktivitas fisik bagi siswa/i SMP dan SMA, serta membiasakan sarapan melalui gizi seimbang, dapat menghasilkan remaja putri yang sehat, berprestasi, tidak anemi dan melahirkan generasi yang sehat dan tidak stunting.
“Selain itu implementasi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan program Gerakan Nasional Aksi Bergizi dapat diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pembinaan lingkungan sehat. Seluruh SLTP, SLTA, Tsanawiyah, Aliyah, dan Pondok Pesantren diharapkan ikut melaksanakan kegiatan “Aksi Bergizi” secara rutin sebagai
bentuk upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri. Tentunya, keberhasilan “Aksi Bergizi” ini perlu didukung oleh keterlibatan dan kolaborasi dari lintas sektor,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat drg.HARY AGUNG TJAHYADI,M.Kes menuturkan, Trend Persentase Remaja Putri Mendapatkan Tablet Tambah Darah di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data Sistem Informasi Gizi Terpadu (Sigizi Terpadu) mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2019 sebesar 12,9%, tahun 2020 sebesar 23,19% dan di Tahun 2021 sebesar 35% dengan target nasional 52.
“Untuk itu kita mempunyai strategi bernama ‘sehat membara’ yaitu setiap hari jum’at minum obat tablet tambah darah di sekolah dengan di mulai dengan sarapan terlebih dahulu,” paparnya. (RS)