PONTIANAK INFORMASI, PONTIANAK – Dokter Muda Tupa Julita Tampubolon menuturkan penyakit tiroid merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid yang mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid dalam memproduksi hormon.
Hal itu diungkapkannya ketika memberikan penyuluhan tentang penyakit Tiroid kepada 21 pasien dan pengunjung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Selasa (28/11/2023).
“Penyebab terjadinya penyakit tiroid tergantung pada jenis penyakitnya sedangkan kondisi yang bisa menjadi penyebab dan pemicu munculnya penyakit tiroid adalah kekurangan yodium, peradangan pada kelenjar tiroid, faktor keturunan, penyakit autoimun atau gangguan hormon penstimulasi tiroid di otak,” jelasnya.
Faktor risiko yang bisa membuat seseorang menderita sakit tiroid adalah umumnya berusia di atas 40 tahun, memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tiroid, gangguan autoimun, stress emosional atau fisik, kehamilan dan merokok.
“Gejala yang umum timbul pada penyakit tiroid adalah munculnya benjolan di leher, sedangkan gejala lainnya berupa tremor, berat badan menurun, mudah berkeringat, gangguan tidur, gugup, cemas, mudah tersinggung, dan jantung berdebar,” ungkapnya.
Namun penyakit tiroid dapat disesuaikan dengan jenis penyakitnya, pada penyakit hipertiroid atau kelebihan hormon tiroid dapat diobati dengan modifikasi gaya hidup, pemberian obat antitiroid, terapi iodin radioaktif, atau pembedahan, sedangkan pada penyakit hipotiroid dapat diobati dengan memberikan levothyroxine atau obat hormon tiroid buatan.
“Penyakit tiroid dapat menimbulkan komplikasi berupa koma miksedema dan krisis tiroid apabila tidak segera diatasi,” terangnya.
Julita menganjurkan agar segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila muncul benjolan di leher atau mengalami gejala hipertiroid atau hipotiroid guna memantau perkembangan penyakit dan mengevaluasi efektifitas pengobatannya. (ap)