Berita PONTIANAK, PIFA – Masih ingat dengan si kembar Faris dan Daris? Atas semangat dan kepedulian mereka terhadap lingkungan di Kota Pontianak, kedua kakak beradik yang berusia 11 tahun itu dihadiahi dua unit sepeda lipat oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Hadiah sepeda tersebut sebagai bentuk apresiasi kedua anak dari pasangan Samsudin dan Siti Rahmah ini karena kebiasaan mereka yang tak biasa.
Lebih dari memungut dan membuang sampah ke tempatnya, Faris dan Daris diam-diam sudah sejak tahun 2018 secara berkala mengumpulkan sampah untuk kemudian dijual ke Bank Sampah Rumput Hias yang bertempat di Jalan Petani Gang Berkat Usaha, Kelurahan Sungai Jawi, Kecamatan Pontianak Kota. Untuk itu pula, keduanya kemudian menerima penghargaan Nasabah Cilik Bank Sampah pada perayaan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2022, Februari lalu.
Dari ketekunan itu, mereka mendapat pundi-pundi rupiah. Dalam sebulan, kedua siswa SDN 34 Pontianak Kota itu bisa menerima Rp50 ribu.
“Pernah juga sampai Rp100 ribu, terakhir menimbang sampai 33 kilogram,” kata Siti Rahmah, ibu dari si kembar Faris dan Daris saat diwawancarai di Rumah Jabatan Wali Kota usai mendampingi kedua putranya menerima hadiah sepeda, Jumat (8/4/2022).
Jika dijabarkan, sampah-sampah yang mereka simpan terdiri dari kardus, botol plastik, kertas bekas, besi, bungkus makanan, dan lain-lain. Harganya pun beragam.
“Kardus itu Rp2.000 per kilogram, botol plastik Rp800 per kilogram, kemudian kertas bekas Rp700 per kilogram,” terangnya.
Siti Rahmah menceritakan awal mula kebiasaan anak-anaknya itu, yang dimotori oleh seorang tetangga yang mendirikan bank sampah di tahun 2018. Diakuinya, setiap hari sejak itu anak-anak di lingkungan sekitar rumahnya mulai mengolah dan memilah sampah.
“Pertama yang aktif itu ibu-ibu, kemudian mengajak anak-anak. Di gang saya banyak anak-anak, di situlah kami membimbing mereka untuk peduli dengan lingkungan, dengan memilah dan mengolah sampah rumah tangga,” tuturnya.
Dedikasi mulia ini, sejalan dengan harapan Wali Kota Edi Kamtono agar turut memancing munculnya Faris dan Daris lainnya di Kota Pontianak. Dia mengatakan, secara tidak langsung aksi demikian sudah mengurangi pemanasan global yang berdampak positif untuk lingkungan. Sedangkan untuk Bank Sampah yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, lanjut Edi, sudah tersebar di 16 lokasi.
“Selain dari itu juga sampah ini bisa diolah lagi menjadi barang yang bermanfaat. Sampah yang organik bisa digunakan untuk pupuk, kompos dan gas metan. Sedangkan yang anorganik seperti plastik, bisa didaur ulang. Sehingga mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” paparnya.
Dirinya senantiasa mengimbau guru-guru untuk membangun bank sampah mini. Hal ini dilakukan supaya anak-anak di generasi mendatang terbiasa menjaga lingkungan.
“Yang penting anak-anak terbiasa dengan kebersihan, tidak bisa melihat sampah di matanya,” pungkasnya. (RS)