PONTIANAK INFORMASI, SINGKAWANG – Empat warga asal Kota Singkawang yang sempat didatangi Pimpinan Khilafatul Muslimin, membacakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Dengan dilangsungkannya ikrar setia ini, maka empat orang itu resmi keluar dari kelompok Khilafatul Muslimin.
HD, salah seorang yang pernah didatangi Pimpinan Khilafatul Muslimin dalam ikrar setianya menegaskan bahwa, memang benar pada tahun 2020 Kota Singkawang didatangi Pimpinan Khilatatul Muslimin.
Saat itu, HD dan tiga orang lainnya menerima kedatangan Pimpinan Khilatatul Muslimin karena didasari ketidaktahuan mereka. Selain HD, tiga orang dimaksud adalah SM, RA dan ER. Mereka berempat dari berbagai kalangan, baik Purnawirawan Polri, Pensiunan PNS Kota Singkawang maupun karyawan swasta.
Masih dalam ikrar yang dibacakan, mereka berempat ini menolak dan tidak menerima sepenuhnya ajaran Khilafatul Muslimin di wilayah Kota Singkawang. Khususnya ajaran yang disampaikan dalam kegiatan dakwahnya di Masjid Al-Khairat. Masjid Al-Khairat sendiri adalah rumah ibadah yang sering empat orang ini datangi untuk beribadah.
Dalam ikrar yang dibacakan, empat orang ini siap kembali kepada pemahaman Islam yang benar sesuai dengan Ideologi Pancasila serta mendukung penuh upaya pemerintah dalam hal mencegah penyebaran ajaran yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila dan UUD 1945.
“Adanya ajaran Khilafatul Muslimin yang lagi vira di media sosial, saya RA dan kawan-kawan, selaku warga Kota Singkawang, menolak dan tidak menerima ajaran Khilafatul Muslimin karena tidak sepaham dengan ajaran agama Islam yang sebenarnya. Kami berkomitmen selalu menjaga agar situasi di Kota Singkawang dalam keadaan aman dan kondusif,” kata RA saat rilis yang diterima Kamis, 21 Juli 2022.
Pelaksanaan pembacaan ikrar juga dikemas dengan Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Singkawang di Hotel Dangau Singkawang pada Kamis 21 Juli 2022.
FGD ini bertema: Membumikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan beragama menuju demokrasi yang berwibawa. Turut dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Singkawang.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie diwawancarai usai mengikuti FGD ini mengatakan, dalam kondisi apapun rakyat Indonesia harus menjaga persatuan dan kesatuan negara ini demi keutuhan NKRI.
“Dan, tanpa Pancasila, kita akan sulit mempersatukan bangsa ini. Maka harapan saya, dengan membumikan Pancasila di seluruh pelosok tanah air ini, Indonesia akan menjadi negara yang jaya sesuai cita-cita Bung Karno,” ucap Tjhai Chui Mie.
Untuk diketahui, Khilafatul Muslimin adalah sebuah organisasi keagamaan Indonesia yang mengusung ideologi khilafah. Organisasi ini awalnya berdiri pada tahun 1977 dan didirikan oleh Abdul Qadir Baraja.
Dalam pembentukannya, organisasi ini berpusat di Lampung. Berbagai gerakan juga sudah dilakukan oleh golongan ini, mengingat strukturnya yang bertumpu pada Khalifah Pusat dan erat dengan kegiatan keislaman.
Namun, seiring berjalannya waktu, banyak gerakan yang dilakukan atau didukung oleh Khilafah Muslimin ini yang dianggap menyeleweng dari kaidah agama Islam yang sebenarnya. Sebut saja seperti keterlibatan sang pemimpin, Abdul Qadir Baraja dalam kasus terorisme pada tahun 1985 membuat masyarakat curiga akan kegiatan organisasi ini.
Bukan hanya itu, dalam rekam jejaknya, Abdul Qadir Baraja selaku pemimpin juga pernah membentuk Majelis Mujahidin pada tahun 2000. Masyarakat yang tinggal disekitar beberapa markas Khilafah Muslimin ini ada yang mengaku bahwa kegiatan organisasi yang sedang diawasi oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) ini hanyalah sebatas pengajian. (RS)